5 Jawaban Untuk Ahok Ini Bongkar Kebodohannya

ahok bohong melulu
Kalo gak ngerti lebih baik diam, ketimbang asbun malah ketahuan kebodohannya!

Eramuslim.com – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali mengatakan darah pemotongan hewan qurban tidak boleh bercucuran ke tanah. Ia berdalih, itu bisa menyebabkan penyakit. Karenanya ia mengimbau pemotongan hewan qurban dilakukan di rumah potong hewan (RPH).

“Tidak boleh potong hewan sembarangan, darah tidak boleh bercucuran ke tanah, karena bisa menyebarkan penyakit,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (1/9/2016), seperti dikutip Sindonews.

Selain pernyataan itu, sebelumnya pernyataan dan tuduhan Ahok juga memancing emosi umat Islam. Karenanya pernyataan-pernyataan Ahok itu perlu dijawab agar tidak menyesatkan orang awam.

Siapa tahu juga, tulisan ini dibaca Ahok sehingga dirinya mendapat pencerahan dan semoga mendapat hidayah.

1. Darah hewan qurban tertumpah dan bikin penyakit

“Tidak boleh potong hewan sembarangan, darah tidak boleh bercucuran ke tanah, karena bisa menyebarkan penyakit”

Ahok, 1 September 2016

Sumber: Sindonews.

Perlu Ahok ketahui, kebiasaan umat Islam di Indonesia ketika menyembelih hewan qurban, mereka menggali tanah terlebih dahulu, membentuk lubang yang cukup dalam untuk menampung darah hewan qurban. Di atas lubang itulah hewan qurban disembelih sehingga praktis darahnya akan tertumpah di lubang tersebut.

Setelah proses penyembelihan selesai, lubang tersebut akan ditutup/ditimbun dengan tanah sehingga darah hewan qurban terkubur di dalamnya dan tidak menggenang di permukaan tanah. Adapun untuk percikan-percikan darah di permukaan tanah, panitia qurban akan membersihkannya dengan menyiramkan air hingga bersih kemudian menaburkan kapur di atasnya untuk menetralisir bau atau dengan cara-cara lainnya. Intinya, panitia qurban di setiap masjid, sekolah atau tempat lainnya memiliki cara tersendiri untuk membersihkan bekas darah dan menetralisir bau.

Kebanyakan anak-anak bisa tertular penyakit? Qurban ini telah berlangsung selama ratusan tahun. Adakah penelitian yang membuktikan bahwa ada anak-anak yang tertular penyakit akibat qurban? Atau adakah berita mengenai tuduhan itu, yang bisa dipertanggungjawabkan?

2. Nggak ikut Saudi nggak usah hadap kiblat

“Kalau kita enggak mau ikuti Arab Saudi, ya lo kalau shalat enggak usah hadap kiblat”

Ahok, 8 September 2015

Sumber: Kompas

Pernyataan ini menunjukkan ketidaktahuan Ahok tentang Islam. Namun demikian, ia sering kali tidak bisa mengontrol diri untuk tidak berkomentar tentang Islam.

Masalah kiblat adalah perintah Allah yang telah pasti dalam Al Qur’an. Bahwa kiblat umat Islam adalah Masjidil Haram. Sampai hari kiamat pun, kiblat ini tidak akan berganti.

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

“Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah: 144)

Menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat. Tidak ada hubungannya dengan Arab Saudi dan tidak mengharuskan umat Islam untuk selalu mengikuti kebijakan Arab Saudi.

Arab Saudi bukanlah sumber dalil dalam Islam. Kebijakan pemerintah Arab Saudi bukanlah dalil dalam Islam. Jika ada kebijakan Arab Saudi yang tidak sesuai dengan syariat Islam, umat Islam di negeri manapun tidak boleh menirunya. Sedangkan kebijakan Arab Saudi yang terkait muamalah dan teknis, boleh-boleh saja diadopsi.

 

3. Darah hewan qurban jadi penyakit

“Enggak ada larangan potong hewan qurban, cuma demi kesehatan, potongnya mesti di RPH, kita tidak ingin darah-darah hewan itu jadi penyakit”

Ahok, 9 September 2015

Sumber: Okezone

Sama dengan pertanyaan di atas, qurban telah berlangsung selama ratusan tahun. Adakah penelitian yang membuktikan bahwa ada anak-anak yang tertular penyakit akibat qurban? Atau adakah berita mengenai tuduhan itu, yang bisa dipertanggungjawabkan?

Atau jangan-jangan ini hanya alasan yang dicari-cari, atau sekedar asumi yang digunakan sebagai bahan propaganda?

4. Masjid bau

“Kamu potong di masjid juga bau kok gara-gara potong hewan, di Arab Saudi saja enggak ada lagi potong hewan di masjid”

Ahok, 9 September 2015

Sumber: Okezone

Umat Islam mengakui, pemotongan hewan qurban saat Idul Adha –sebagaimana pemotongan hewan di waktu lainnya- pasti ada baunya. Baik bau karena penyembelihan (bekas darah) maupun bau daging hewannya. Panitia qurban umumnya akan berupaya semaksimal mungkin menghilangkan bau tersebut secepatnya, meskipun tidak dipungkiri, bau itu tidak bisa hilang seketika.

Yang perlu diketahui, pemotongan hewan qurban dilakukan di halaman masjid sehingga baunya tidak sampai mengganggu bagian dalam masjid tempat shalat. Bau di halaman masjid itu pun umumnya hanya tercium oleh umat Islam yang datang ke masjid. Dan sepanjang sejarah, belum ada berita umat Islam terganggu dengan bau masjid akibat pemotongan hewan qurban. Jadi tentang bau ini, sebenarnya masalah internal umat Islam. Jika umat Islam tidak terganggu, tidak masalah bukan?

5. Islam Saudi atau Islam Indonesia?

“Makanya kalau melanggar syariat Islam itu kita bisa berdebat. Anda lebih dekat dengan ajaran Islam di Arab Saudi atau di Indonesia?”

Ahok, 9 September 2015

Sumber: Okezone

Melalui pernyataan ini seolah-olah Ahok paling mengerti tentang syariat Islam. Padahal soal tempat penyembelihan hewan, apakah di halaman masjid atau di halaman sekolah, bukanlah soal halal-haram.

Ahok juga mengisyaratkan ada perbedaan antara Islam Arab Saudi dengan Islam Indonesia, lalu dalam hal ini ‘menyarankan’ umat Islam untuk mengikuti Islam Arab Saudi.

Perlu diketahui, Islam itu satu. Islam itu universal. Yang menjadi pegangan adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Adapun jika ada perbedaan pelaksanaan di wilayah tertentu, maka dikembalikan kepada Al Qur’an dan As Sunnah sebagai penentunya. Wilayah tidak bisa menjadi patokan bahwa praktik di negara A pasti benar dan praktik di negara B salah.

Dalam hal-hal yang prinsip (ushul) tidak ada perbedaan berarti antara Islam di satu wilayah dengan wilayah lainnya. Sedangkan dalam perkara cabang (furu’), wajar terjadi perbedaan pendapat (khilafiyah) yang pada dasarnya justru merupakan kemudahan dalam Islam.

Jadi tidak perlu mempertentangkan antara Islam Saudi Arabia atau Islam Indonesia. [Diadaptasi dari Bersamadakwah]