Lembaga Mahasiswa Kini Cuma ‘Event Organizer’ Bermental Pengemis

lemEramuslim.com – Lembaga mahasiswa adalah sebuah wadah pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam berorganisasi, kepemimpinan, dan belajar menjalankan kegiatan, dari mulai yang bersifat akademik maupun non-akademik. Tujuan dari lembaga mahasiswa didirikan yakni untuk membuat suatu lembaga pemerintahan internal kampus dengan tujuan membantu pencapaian visi suatu universitas. Tidak hanya itu, lembaga mahasiswa juga bertujuan untuk menanamkan budaya kritis dan kepekaan sosial kepada setiap mahasiswa terhadap internal universitas ‒dalam hal mengkritisi setiap kebijakan rektorat beserta jajarannya‒ maupun persoalan terhadap pemerintahan negara.

Di sekolah-sekolah tinggi, institut, dan universitas di Indonesia, lembaga mahasiswa adalah suatu wadah yang gampang dan mudah untuk dijumpai, dan akan terasa aneh ketika suatu universitas tidak mempunyai suatu lembaga mahasiswa. Lembaga mahasiswa (intra kampus) di Indonesia sangat beragam, mulai dari BEM sebagai badan eksekutif dan DPM sebagai badan legislatif ‒ditingkat universitas maupun fakultas, dan Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) di tingkat universitas sebagai lembaga  yang bergerak untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa dalam bidang keagamaan, kesenian, olahraga dan, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ/HIMA) di setiap program studi atau tingkat jurusan. Megenai nama-nama lembaga mahasiswa di Indonesia juga sangat bergam dan berbeda-beda di setiap kampus.

Dari tujuan didirikannya lembaga mahasiswa di setiap universitas, institut, maupun di sekolah-sekolah tinggi di seluruh Indonesia adalah untuk membantu para mahasiswa mengembangkan diri di bidang akademik maupun non-akademik. Akan tetapi fenomena yang terjadi belakangan ini di kebanyakan kampus-kampus yang ada, lembaga mahasiswa justru keluar dari jalur atau visi kelembagaannya itu sendiri.

Lembaga mahasiswa yang seharusnya menyajikan kegiatan-kegiatan yang progresif kepada mahasiswa, justru saat ini hanya membuat event-event yang hanya bersifat kesenangan (hura-hura) di kalangan mahasiswa itu sendiri. Seperti menyajikan event-event musik, lomba-lomba olahraga bahkan sampai ada lomba game online, mirisnya tidak sedikit mahasiswa yang justru menggemari event yang disajikan tersebut.

Lembaga mahasiswa yang ada di kampus-kampus saat ini hanya disibukan dengan proposal-proposal sembari mengemis dana pada pihak birokrasi kampus ‒mulai dari tingkat fakultas, universitas, bahkan sampai pada korporasi kapitalistik.

Dari berbagai event yang disajikan oleh lembaga-lembaga internal kampus ‒yang dananya berasal dari pemberian pihak kampus dari hasil lobi-lobi indah yang keluar dari congor para anggota lembaga kampus tersebut dan menyerahkan proposal-proposal visioner yang diselimuti pembodohan‒, yang sejatinya akan membungkam dan menumpulkan kekritisan lembaga mahasiswa itu sendiri. Karena semakin seringnya lembaga mahasiswa disodorkan dana oleh pihak universitas maupun fakultas, sehingga semakin meninabobokan lembaga mahasiswa dengan jadwal event-event-nya yang sangat padat serta akan membuat mahasiwa tidak peduli dengan kebijakan-kebijakan kampus.

Tidak sedikit event yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga internal kampus yang, lembaga mahasiswanya juga menyodorkan proposal dan meminta dana kepada korporat. Sering kali juga setiap event yang ada di lingkungan kampus kita akan melihat suatu produk-produk kapitalistik yang membuka lapak di event yang dibuat oleh lembaga mahasiswa tersebut. Banyak masyarakat kita yang selalu ditindas oleh ketidakadilan para kapitalis dan lembaga mahasiswa yang seharusnya menjadi garda terdepan untuk membela masyarakat tertindas, bukan malah mejauhkan diri terhadap masyarakat tertindas dan tidak peduli dengan persoalan bangsa dan negara. Lembaga mahasiswa justru asyik bermesraan dengan para korporat-korporat kapitalis yang menyodorkan dana untuk event-event yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga mahasiswa itu sendiri

Kalau sudah begini, lembaga mahasiswa hanya seperti pengemis dan bermental event organizer. Dari banyaknya event yang diselengarakan oleh lembaga mahasiswa yang hanya berisi kesenangan sementara dan tidak berguna, itu hanya membuat mahasiswa jauh dari pengkajian keilmuan, penelitian, dan dari masyarakat kecil.

Sudah seharusnya lembaga mahasiswa menyelenggarakan event yang lebih berguna, seperti seminar-seminar keilmuan dan isu-isu nasional diperbanyak ‒minimal mengajak mahasiswa diskusi- diskusi di pojokan kampus dan tentunya tidak perlu mengerluarkan banyak biaya.

Kerena lembaga mahasiswa adalah suatu sarana terbaik untuk pembelajaran organisasi dan kepemimpinan di lingkungan internal kampus sekaligus untuk menciptakan rantai intelektual, budaya kritis terhadap segala sesuatu dan kepekaan sosial mahasiswa itu sendiri.

Sudah seharusnya lembaga mahasiswa menjadi lembaga yang mandiri dan revolusioner serta menjadi libido di setiap pergerakan mahasiswa. Jangan menjadi lembaga mahasiswa bermental event organizer dan pengemis yang selalu bergantung pada birokrasi kampus‒apalagi korporat kapitalis yang selalu menindas rakyat kecil.

Buanglah jauh-jauh jiwa pengemis dan mental Event Organizer. 

 

Ahmad Chaidir Ali

Mahasiswa HI-FISIP Universitas Moestopo dan Pegiat Komunitas Lingkar Studi Tangerang Selatan (LiNTAS)

(jk/mahasiswabicara)