Mengapa Neo-con Ingin AS Intervensi Militer ke LIbya?

Kelompok Neo-kon (Neo Konservatif) mendorong AS melakukan intervensi militer ke Balkan dan Irak. Sekarang, Neo-kon mendorong pemerintah AS, segera melakukan intervensi militer ke Libya. Neo-kon ingin segera Gadhafi turun dari kekuasaannya, dan menghentikan "revolusi", yang sekarang sedang bergejolak di negeri itu. Mengapa Neo-con mendorong AS melakukan intervensi ke Libya?

Siapa Neo-kon yang sekarang mempunyai pengaruh yang sangat kuat di Washington? Neo-kon adalah para analis, yang terdiri dari 40 tokoh, di masa pemerintahan George Walker Bush, termasuk lebih selusin mantan pejabat senior yang bertugas di bawah Presiden Bush.

Kemudian, pemikiran mereka diorganisir dan dirilis oleh Foreign Policy Initiative (FPI), dua- tahun kelompok Neo-kon yang banyak disebut sebagai pengganti yang lebih terkenal – Proyek untuk Abad Baru Amerika (PNAC).

Sejatinya kelompok Neo-kon, tak lain, adalah kolaborasi antara kaum konservatif Yahudi yang afiliasi politik kepada Partai Likud dan didukung oleh kalangan konservatif Katholik, yang pernah berjaya di masa pemerintahan George Bush. Mereka yang mempunyai pandangan sangat konservatif, dan pernah mengabdi di pemerintahan Presiden Ronald Reagan, yang terlibat di era perang dingin, dan mengembangkan ketegangan Timur-Barat, serta mempunyai straregi yang agresif, ketika menghadapi Uni Soviet.

Sekarang para analis yang berjumlah 40 orang itu, menyampaikan dalam bentuk surat yang mereka tandatangani, menyatakan bahwa Libya berada "di ambang bencana kemanusiaan dan moral", ujar mereka. Surat itu ditujukkan kepada Presiden Barack Obama, dan menyerukan segera Gedung Putih mengambil langkah spesifik yang melibatkan aksi militer, di samping penggunaan sejumlah sanksi diplomatik dan ekonomi untuk "mengakhiri rezim horor Libya".

Para kelompok Neo-kon yang tergabung dalam FPI, secara khusus, menekan Washington agar sekutunya NATO untuk "mengembangkan rencana operasional, dan segera mengerahkan pesawat tempur untuk mencegah rezim Gadhafi menggunakan jet tempur dan helikopter tempurnya terhadap warga sipil, dan melaksanakan misi lain yang dibutuhkan. Angkatan Laut AS telah bergerak ke perairan Libya" untuk "membantu upaya evakuasi dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan kontinjensi". Gerakan Angkatan Laut AS ini, kemungkinan mencegah kemungkinan Gadhafi menggunakan angkatan lautnya untuk menyerang warga sipil.

Di antara penandatangan surat itu adalah para mantan pejabat di masa pemerintahan Presiden Bush, seperti wakil menteri pertahanan Paul Wolfowitz, penasehat Bush dalam masalah Timur Tengah Elliott Abrams, mantan penulis pidato Bush, Marc Thiessen dan Peter Wehner, Wakil Presiden Dick Cheney, mantan wakil penasehat keamanan nasional, John Hannah, serta empat direktur FPI : William Kristol, Robert Kagan, mantan Otorita Irak Dan Senor, dan mantan Wakil Kebijakan Pertahanan dan Duta Besar AS untuk Turki, Eric Edelman.

Kagan dan Kristol adalah penggagas dan yang ikut mendirikan PNAC di masa jayanya dari tahun 1997, hingga akhir masa Bush pada tahun 2005. Surat itu muncul di tengah meningkatnya tekanan pada Obama, termasuk dari kelompok ‘hawk’ (elang) dari kelompok liberal, yang menginginkan segera mengambil tindakan intervensi terhadap Gaddafi.

Dua senator terkemuka yang pandangannya tentang kebijakan luar negeri seringkali mencerminkan pandangan kelompok Neo-kon, yaitu John McCain (Republik) dan Joseph Lieberman (Demokrat), yang disebut "anggota geng" Tel Aviv untuk Washington. Keduanya menginginkan pemerintah Obama memberikan dukungan kepada oposisi Libya dengan kekuatan senjata, termasuk menetapkan zona larangan terbang bagi pesawat terbang Libya.

Rabu ini, seorang Staf Obama mengatakan, sedang menyiapkan "pilihan" untuk mengambil sebuah tindakan. Ia juga mengumumkan bahwa Menteri Luar Negeri Hillary Clinton terbang ke Jenewa hari Senin untuk melakukan pertemuan dengan para menteri luar negeri Uni Eropa dan Dewan HAM PBB, membahas tindakan multilateral.

"Mereka ingin bukan hanya larangan zona terbang, pembekuan aset keluarga Gaddafi di luar negeri, dan mencegah penerbangan yang memungkinkan Gadhafi membawa pasukan dari negara-negara Afrika ke Libya. Tetapi, target sanksi itu terhadap beberapa pendukungnya untuk membujuk mereka meninggalkan Gadhafi ", kata Abrams staf senior Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih Kamis.

Intervensi

Selama tahun 1990-an, Neo-kon konsisten melobi untuk melakukan campur tangan militer yang digunakan terhadap apa yang disebut "negara-negara nakal", khususnya di Timur Tengah.

Untuk akhir dekade ini, Neo-kon, menggunakan payung politik dengan organisasi seperti PNAC. Dengan bantuan beberapa internasionalis liberal ingin membangun, "Hak intervensi kemanusiaan" – seperti ketika menekan Presiden Bill Clinton untuk mengambil tindakan militer terhadap Balkan – di Bosnia dan kemudian Kosovo – serta Irak.

Beberapa hari setelah 9 / 11, misalnya, PNAC mengeluarkan surat yang ditandatangani oleh 41 tokoh-tokoh terkemuka – hampir semua Neo-kon, termasuk 10 penandatangan petisi terhadap Libya – yang menyerukan aksi militer seperti ketika AS, "menghapus Saddam Hussein dari kekuasaan di Irak", serta pembalasan terhadap Iran dan Suriah, jika mereka tidak mengakhiri dukungan mereka terhadap Hizbullah di Libanon.

PNAC dan orgnisasinya yang kemudian bekerja sama dengan Neo-kon di dalam pemerintahan Bush, termasuk Abrams, Wolfowitz, dan Edelman untuk mencapai tujuan mereka.

Liberal Elang

Sedangkan Neo-kon merupakan kelompok yang pertama menyerukan tindakan militer terhadap Gaddafi pada minggu ini. Kalangan liberal terkemuka dan aktivis hak asasi telah ikut menyerukan, diantaranya termasuk tiga dari penandatangan surat itu adalah Neil Hicks dari Human Rights First, dan Kepala Hak Asasi di zaman Bill Clinton, John Shattuck, dan Leon Wieseltier dari The New Republic, yang juga menandatangani surat PNAC untuk Irak, 10 tahun yang lalu.

Selain itu, Anne-Marie Slaughter, Direktur Perencanaan dan Kebijakan Deparlu AS, yang ikut menggalang kampanye AS-NATO untuk menghentikan kekersan di Kosovo. "Masyarakat internasional tidak bisa berdiri dan menonton pembantaian demonstran Libya," tulis dia di Twitter.

Oposisi Kebijakan Perang

"Kami sekarang memiliki Irak dan Afghanistan sebagai tanda peringatan, yang mengakibatkan terjadinya krisis fiskal AS, jadi saya tidak berpikir ada sebuah nafsu besar di Capitol Hill melakukan keterlibatan militer," kata Charles Kupchan, spesialis kebijakan luar negeri di Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR).

"Saya mendukung sanksi diplomatik dan ekonomi, tapi saya akan menolak aksi militer, termasuk penerapan zona larangan terbang," tambah Charles. Charles mencatat, bahwa sebagian besar pembunuhan di Libya pekan ini dilakukan oleh tentara bayaran dan paramiliter dengan berjalan kaki atau dari kendaraan", tambahnya.

Kelomok Neo-kon pada dasarnya pro-intervensi, pro-perang, tanpa memperhatikan berapa anggaran yang dikeluarkan oleh negara," katanya. "Mereka tidak menyadari bahwa kita akan menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan akibat adanya anggaran perang yang harus dikeluarkan negara. Jika kita ikut terperosok ke dalam kubangan perang di Libya, masalah Irak dan Afghanistan belum selesai, kiranya akan mengikis kekuatan dan kekuasaan Amerika."

Sejatinya, kelompok Neo-kon yang menginginkan intervensi ke Libya, mengantisipasi agar Libya pasca Gadhafi tidak jatuh ke tangan kaum fundamentalis, yang dikawatirkan akan menimbulkan ancaman global dan eksistensi Israel. Ini hakekatnya yang dituju kelompok Neo-kon, yang sangat cemas melihat perubahan di Timur Tengah, dan Afrika Utara, yang pasti akan merugikan kepentingan AS dan Israel di masa depan. (msh/aljz)