Simpan Database Penduduk RI di Singapura, Cara Jokowi Untuk Berkuasa Dua Periode

jokowi-james_riadi_20131012_123125_zps4ef196e2Eramuslim.com – Bagi rakyat Indonesia yang cerdas dan kritis, pasti mereka tidak akan mau lagi memilih Jokowi sebagai pemimpinnya dalam pemilihan presiden mendatang. Jokowi belum memenuhi hampir semua kapasitas sebagai seorang pemimpin nasional. Ketika menjadi pemimpin kota Solo pun dia banyak bermasalah dan Solo pun tidak menjadi makmur. Hal ini disadari betul oleh Jokowi dan semua dalang di belakangnya.

Sebab inilah, Jokowi dan semua dalang di belakangnya jauh-jauh hari sudah mempersiapkan berbagai cara agar dalam pilpres mendatang bisa memenangkan kembali Jokowi, walau harus dengan cara curang seperti tahun kemarin.

Tindakan Menteri BUMN Rini Soemarno yang ngebet membangun pusat data E-Government di Jurong, Singapura, dalah salah satu cara itu dan mustahil tidak diketahui Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menduga, langkah tersebut sebagai cara Jokowi untuk mempertahankan kekuasaannya.

“Ketika data base penduduk Indonesia berada di luar negeri, maka penguasa akan dengan mudah memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan tertentu. Tanpa ada pengawasan, bisa saja hal ini merupakan salah satu cara Jokowi untuk mempertahankan kedudukannya hingga dua periode,” tutur Jajat seperti dilansir RMOL (16/6).

Jika tidak mau dianggap demikian, menurut Jajat, maka Jokowi harus membatalkan rencana tersebut. Karena toh, data penting pemerintah terancam bocor jika data base informasi E-Goverment ditempatkan di Singapura. Apalagi kita tahu, Singapura adalah sebuah negara mini yang orientasi politik dan ekonominya sangat rasialis, mirip dengan Zionisme, dan anti Islam dalam hal politik-ekonomi.

Bukan hanya itu, kata Jajat, sebagai negara Indonesia tidak akan lagi memiliki kedaulatan karena harus tunduk kepada aturan Singapura. “Tentu apapun yang akan dilakukan oleh pihak Indonesia kedepan harus tunduk kepada aturan yang ada di Singapura,” tukasnya. Bagaimana dengan para pejabat Islam yang ada di legislatif maupun eksekutif? Apakah mereka hanya menggut-manggut saja sambil terus menikmati hidup nyaman dan mewah dari hasil memeras keringat dan darah rakyatnya sendiri?(rz)