Lima Peristiwa Besar Dunia, Sepanjang Tahun 2009

Tahun 2009 akan segera berlalu dari hadapan kita, tak terasa. Selama satu tahun ke belakang, kita tentu disuguhi berbagai macam hal dan perisitwa. Namun, ternyata, di balik periode digital seperti sekarang ini,—dimana Anda hanya membutuhkan dua atau tiga klik (satu klik ke mesin pencari di internet, dua klik menuju alamat yang dimaksud), ada beberapa hal yang luput, disembunyikan oleh mereka yang mengaku “berwenang” akan dunia di tahun 2009.

Foreign Policy mengumpulkan beberapa di antaranya yang tidak pernah diketahui oleh orang-orang selama tahun 2009 kemarin, dan mungkin baru akan jadi pembicaraan pada 2010 mendatang. Berikut di antaranya:

Irak

Media internasional mengubah fokus mereka ke Kabul, dan itu menyebabkan Baghdad mendapat sedikit perhatian tahun ini. Padahal, kekerasan dan konfilk tak sedikitpun berkurang di Iraq. Saat ini, Iraq mempunyai pengungsi dengan jumlah 2,7 juta di negerinya sendiri.

Selain itu, Iraq juga kemudian dihadapkan pada konflik Kurdi yang meledak belakangan ini. Niniwe, provinsi di sekitar kota Mosul, Irak utara, menjadi tempat yang berbahaya. Pasukan AS masih berpatroli di Mosul  setelah resmi mereka mundur dari kota-kota Irak lainnya.

Gelembung Perumahan di AS

Krisis keuangan global menghajar Amerika demikian parah—terutama sektor perumahan. Ironisnya lagi, para pemilik rumah di AS sepertinya akan mulai membuat kesalahan yang sama lagi, bahkan setelah jutaan penyitaan dan efek sekunder bergelombang di seluruh dunia.

Setelah penderitaan terbesar mereka dari bulan ke bulan mengalami penurunan dalam sejarah, harga rumah AS mulai meningkat kembali pada bulan Mei 2009. S & P / Case-Shiller index, yang secara luas dianggap paling dapat diandalkan, menyatakan harga perumahan di Amerika Serikat, meningkat 3,4 persen antara bulan Mei dan Juli, dengan keuntungan di 18 dari 20 kota. Harga 13,3 persen masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu, tapi bahkan angka ini kurang dari yang diharapkan.

Ekonom Robert Shiller, salah satu pembuat indeks, melihat angka-angka itu lebih menakutkan daripada menjanjikan. Sambil menunjuk data survei bahwa sebagian besar pemilik rumah berpikir bahwa rumah mereka akan meningkat secara dramatis dalam dekade berikutnya, ia khawatir bahwa "gelembung berpikir" mungkin sekali lagi akan terus berjalan. “Naik turunnya pasar perumahan telah mengubah banyak orang Amerika menjadi spekulator perumahan." ia menulis di New York Times.

Solusi pemerintah terhadap krisis perumahan mungkin, ironisnya, akan menyebabkan masalah baru, dengan mendorong membeli rumah yang tidak bertanggung jawab oleh orang-orang yang tidak mampu membelinya. Administrasi Perumahan Federal, yang didukung hampir 2 juta hipotek pada 2009, merupakan persentase dari pinjaman yang tertunggak atau merupakan penyitaan yang naik menjadi hampir 8 persen pada bulan Juni.

Tahun 2010, perumahan AS diyakini akan membuat rakyat AS semakin termehek-mehek.

Militer AS Berbaju Sipil

Pada November 2007, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates menyampaikan pidato yang kini terkenal di Universitas Kansas di mana dia mengakui bahwa "kesuksesan militer tidak cukup untuk memenangkan perang" utamanya di Irak dan Afghanistan. Ia menyerukan peningkatan pendanaan untuk Departemen Luar Negeri dan US Agency for International Development (USAID).

Dalam strategi Afghanistan Maret ini, Barack Obama tampaknya menindaklanjuti saran ini, menyerukan sebuah "gelombang sipil" dari personil Departemen Luar Negeri dan USAID untuk melengkapi peningkatan jumlah pasukan AS di Afghanistan. "Apa yang tidak dapat kita lakukan adalah berpikir bahwa hanya pendekatan militer di Afghanistan yang akan dapat menyelesaikan masalah kita," kata Obama.

Maka tidak heran kemudian 300 personil militer menjadi ahli sipil. Pentagon juga telah mengambil alih fungsi Departemen Luar Negeri di  Pakistan, langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana tentara AS secara formal tidak diizinkan beroperasi. Dan Pentagon diberi wewenang untuk mengelola dana $ 400 juta untuk meningkatkan kemampuan militer Pakistan.

Amerika di Balik Perang Uganda

Pada bulan Januari, Jeffrey Gettleman dari New York Times mengatakan bahwa militer AS telah membantu merencanakan dan mendanai serangan militer di Uganda.

Uganda telah berubah menjadi Iraq seperti lima tahun yang lalu. Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Uganda salah satu hal paling berdarah dan konflik paling rumit di Afrika. Beberapa perdebatan masih terus berjalan.

Mata-Mata CIA

Untuk menumbuhkan generasi baru mata-mata, CIA dan badan-badan intelijen AS lainnya telah mengusulkan pembentukan sebuah program untuk menemukan potensi dan melatih agen-agen dari berbagai budaya dan latar belakang etnis di dunia.

Reserve Officers ‘Training Corps (ROTC) di Amerika Serikat dan universitas perguruan tinggi, mencari "Generasi pertama dan kedua Amerika, yang telah memiliki bahasa dan budaya, kritis terhadap pengetahuan, dan mempersiapkan mereka untuk berkarier di badan-badan intelijen.” intelijen AS sudah mendanai program studi keamanan nasional di lebih dari 14 sekolah tinggi dan universitas di AS.

CIA juga telah secara aktif merekrut masyarakat Arab-Amerika dan sekarang menawarkan bonus perekrutan hingga $ 35.000 untuk mereka yang bisa berbahasa Arab, Persia, dan Cina. (sa/foreignpolicy)