Aljazair Hadapi Aksi Kristenisasi dengan Menambah Imam Masjid

gereja di AljazairPemerintah Aljazair memutuskan untuk menanggapi aksi kristenisasi di wilayah kesukuan di daerah timur kota Aljir, melalui penambahan para imam yang juga merangkap sebagai da’i.

Menteri Agama dan Wakaf Aljazair Abu Abdullah Ghulamallah, menyatakan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk mempekerjakan lebih dari 140 imam baru di wilayah kesukuan, karena adanya defisit jumlah imam di wilayah yang banyak misionaris secara aktif melaksanakan kristenisasi.

Dia menjelaskan dalam sebuah pernyataan hari Selasa kemarin (20/7) bahwa jumlah masjid di negara bagian Bejaia dan Tizi Ouzou dan Bouira (daerah kesukuan) jauh melebihi jumlah imam yang ada, tetapi defisit jumlah Imam ini dapat diperbaiki hanya jika para pemimpin daerah mampu memfasilitasi komunikasi dengan warga, karena mereka akan menerima sekitar 145 Imam yang merangkap sebagai Da’i yang akan memandu dan berfungsi sebagai tokoh keagamaan di wilayah itu.

Abu Abdullah Ghulamallah menuduh gereja-gereja di Aljazair telah mengadopsi konsep kampanye Kristenisasi, sembari menekankan bahwa kampanye kristenisasi ini berasal dari luar negeri dan ia menuduh ada unsur-unsur misionaris dari Amerika Serikat, Prancis dan Swiss yang berdiri di belakang mereka.

Pemerintah Aljazair pada akhir tahun 2006 telah menyetujui adanya undang-undang khusus untuk menghadapi fenomena Kristenisasi, yang mereka sebut sebagai "hukum praktik keagamaan untuk non-Muslim" sebagai salah satu cara untuk mencegah kristenasi melalui bujukan dan rayuan serta mengumpulkan sumbangan dan hadiah untuk memikat orang untuk memeluk agama lain dan meragukan agama Islam, sebagai agama mayoritas penduduk Aljazair.(fq/imo)