Kelompok Misionaris AS Perdagangkan Anak-Anak Haiti

Polisi Haiti berhasil membongkar jaringan perdagangan manusia berkedok kelompok misionaris yang memberikan bantuan pada anak-anak korban bencana gempa bumi di negara itu. Polisi sudah menangkap tiga orang misionaris asal AS yang akan menyelundupkan 31 anak-anak Haiti lewat perbatasan negara Republik Dominika.

Menteri Sosial Haiti, Yves Christallin mengatakan, selain ketiga misionaris itu, dua orang pastor di Haiti dan di Atlanta terlibat dalam rencana penyelundupan anak-anak Haiti tersebut. Kelompok itu berada di bawah organisasi "Haitian Orphan Rescue Mission".

Menurut Christallin, puluhan anak-anak Haiti yang akan diselundupkkan berusia antara 2 bulan sampai 12 tahun, yang diambil dari berbagai wilayah di Haiti. "Ini merupakan kasus penculikan bukan adopsi," kata Christallin menolak dalih kelompok misionaris itu, yang mengaku telah menyelamatkan anak-anak tersebut dari panti-panti asuhan yang rusak akibat gempa bumi dan ingin membawa mereka ke tempat penampungan sementara.

"Terlepas dari apa sebenarnya tujuan para tersangka, kami melihat adanya pelanggaran hukum negara ini. Yang penting buat kami di Haiti, seorang anak harus mendapatkan persetujuan dari kementerian sosial jika ingin dibawa ke luar negeri," tukas Christallin.

Pasca gempa berkekuatan 7 skala Richter yang mengguncang Haiti, muncul kekhawatiran ada kelompok-kelompok yang memanfaatkan situasi kacau di negeri itu dengan mengambil anak-anak Haiti korban gempa untuk diperdagangkan. Pekan kemarin, PBB menyatakan bahwa sejumlah anak-anak di beberapa rumah sakit di Haiti, hilang.

Pemerintah Haiti mengantisipasi kemungkinan anak-anak Haiti menjadi korban perdagangan manusia dengan menerapkan kebijakan bahwa anak-anak korban gempa yang akan dibawa ke luar negeri harus mendapatkan otorisasi dari perdana menteri.

Amanda Weisbaum dari organisasi Save the Children mendukung kebijakan tegas pemerintah Haiti menangkap orang-orang di perbatasan yang membawa anak-anak Haiti tanpa dokumen resmi. "Pengalaman menunjukkan bahwa anak-anak korban gempa lebih baik tetap berada di tempat asalnya dan bersama orang-orang yang mereka kenal. Kami mengupayakan dan memastikan bahwa anak-anak korban gempa Haiti masih punya orang tua dan kerabat di sini," kata Weisbaum. (ln/iol)