Bendera Merah Menyeruak di Seluruh Dunia Arab

Turki mendapat dukungan dari dunia Arab, sesudah Israel menyerang kapal yang membawa misi kemanusiaan Mavi Marmara yang bertolak dari Istambul menuju Gaza. Bendera merah yang menjadi lambang negara Turki berkibar di seluruh penjuru dunia Arab. Ini menunjukkan betapa simpati warga Arab terhadap Turki, yang membela rakyat Palestina di Gaza.

Dari Kairo sampai Kuwait, bendera merah dengan bulan sabit, menyeruak di dunia Arab, ini menunjukkan dukungan dan simpati rakyat Arab kepada para aktivis kemanusiaan, yang mendapatkan serangan militer Israel di atas kapal Mavi Marmara. Serangan pasukan komando yang dilakukan rezim Zionis-Israel terhadap kapal yang membawa misi kemanusiaan itu, mengakibatkan setidaknya 20 orang tewas, dan puluhan lainnya mengalami cidera.

Reaksi Ankara yang tegas, termasuk menarik duta besarnya dari Tel Aviv, memberikan pelajaran kepada negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Mesir dan Yordania. Tindakan pemerintah Turki ini, sekaligus memberi pelajaran yang serius terhadap Mesir, yang ikut bertanggung jawab saat Gaza di bombardir pasukan udara Israel, dan sekarang Mesir ikut melakukan blokade atas Gaza bersama dengan rezim Zionis-Israel.

Kesadaran dunia Arab dan kaum Muslimin, dan kritikan mereka terhadap pemerintah yang ikut terlibat dalam embargo, akhirnya menyebabkan Mubarak terpaksa membuka pintu perbatasannya di Rafah untuk kepentingan rakyat Palestina di Gaza. Dengan dibukanya pintu Rafah ini memungkinkan bantuan kepada rakyat Palestina di Gaza dapat di salurkan. Rafah hanyalah satu-satunya pintu masuk bagi rakyat Gaza, yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol Israel, dan ini tanggung jawab Mesir.

"Ini bukan sebuah pertanyaan, populeritas pemerintah Turki yang sangat meningkat di jalan-jalan di dunia Arab", ucap Khaled al-Dakhil, seorang analis politik di Arab Saudi. "Inilah sesuatu yang sifatnya alamiah, akibat pemerintah Arab yang impoten terhadap Zionis-Israel", tambahnya.

Pemerintah Turki yang di dominasi Partai AKP, yang dipimpin Perdana Menteri Tayyib Recep Erdogan, yang menjadi anggota Nato dan memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, menegaskan normalisasi hubungan dengan Yahudi itu, sangatlah ditentukan perubahan sikap blokade terhadap Gaza.

Di Kairo pekan ini, ribuan orang turun ke jalan-jalan memprotes tindakan Israel, dan memberikan dukungan kepada pemerintah Turki. Aksi itu juga mengkritik pemerintahan Mubarak, yang berkomplot dengan rezim Zionis-Israel. "Mereka yang memblokade, mereka harus pergi", teriak para pemrotes di Kairo.

"Turki telah banyak melakukan, dan apa yang anda lakukan untuk membuka blokade?", ujar seorang pemotres di Kairo Madiha Kurkur, yang mengkritik Menlu Mesir. Beberapa waktu yang lalu, dunia Arab menjadi sangat heboh, ketika Erdogan berani mengkritik Presiden Israel Shimon Peres, saat berlangsung pertemuan Forum Ekonomi Global di Davos, Swiss.

Turki dibawah Partai AKP dan Erdogan, saat ini memang pantas sebagai ‘vanguard’ (pelopor) bagi pembebasan Palestina, ketimbang para pemimpin Arab, yang pada ‘memble’. (m/wb)