Bukannya Empati, PM Bangladesh Malah Anggap Warganya Yang Mengungsi Sebagai Sakit Jiwa

20150525100712242Eramuslim.com- Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengecam tindakan warga negaranya yang menjadi imigran ilegal dengan mempertaruhkan nyawa melaut ke negara lain. Menurut Hasina, para imigran ini adalah orang-orang yang “sakit jiwa.”
Menurut kantor berita Bangladesh Sangbad Sangstha, Hasina pada pidatonya Minggu, (24/5), mengatakan bahwa para warga negaranya yang terdampar di negara lain telah mencoreng citra Bangladesh. Menurut Hashina, Bangladesh masih punya cukup lapangan pekerjaan sehingga mereka tidak perlu pergi ke negara lain.
“Bersama dengan para perantaranya, hukuman akan dijatuhkan terhadap mereka yang pindah ke negara lain dengan cara ilegal. Mereka merusak citra negara sekaligus membahayakan nyawa,” ujar Hasina.

Berangan-angan mendapatkan penghidupan yang lebih baik, atau bahkan kaya raya, di negara lain, Hasina menyebut para imigran ini “sakit jiwa”, terutama karena tidak memedulikan nyawa hanya demi mencari uang.
“Kehidupan mereka bisa lebih baik jika uang yang diberikan ke perantara untuk keluar negeri digunakan dengan baik,” lanjut dia.
Lebih dari 1.700 imigran Bangladesh dan pengungsi Rohingya mendarat di Aceh setelah berada dalam kondisi mengenaskan selama berbulan-bulan di tengah laut. Sebelumnya, Indonesia, Malaysia dan Thailand mendorong balik perahu para pengungsi dan mencegah masuk ke wilayah laut mereka.
Motivasi kedua etnis mengarungi lautan berbeda. Rohingya lari dari penindasan dan pembunuhan di Myanmar, sementara warga Bangladesh ingin mencari kerja di Malaysia.
Diperkirakan ada sekitar 25 ribu warga Rohingya dan Bangladesh yang kabur dari negaranya dalam tiga bulan pertama tahun ini. Aliran deras imigran ini adalah pergerakan manusia yang terbesar di Asia sejak jatuhnya Vietnam selatan 40 tahun lalu.
Malaysia kemarin mengaku telah menemukan beberapa kuburan massal di wilayah perbatasan dengan Thailand, diduga berisikan jasad warga Rohingya dan Bangladesh.
Sejak menjabat 2009, Hasina bersikap tegas dengan tidak membiarkan warga Rohingya kabur ke Bangladesh. Pada 2012, dia menolak warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan kelompok biksu Buddha radikal di Arakan, Myanmar.(rz)