Efek Serangan Teroris Kristen di Norwegia, Masjid di Inggris Tingkatkan Keamanan

Beberapa masjid di Inggris meningkatkan keamanan setelah pembantaian yang mengerikan terjadi Norwegia yang dilakukan oleh seorang pria yang ketakutan umat Islam akan mengambil alih Eropa.

Para pemimpin negara Eropa telah lebih dahulu ketakutan akan Islam melalui langkah-langkah kontroversial seperti larangan cadar di tempat umum, yang bertujuan memenuhi tuntutan mayoritas non-muslim yang khawatir meningkatnya populasi Muslim di benua tersebut.

Para pemimpin Muslim mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah untuk bangkit dari ancaman anti-Islam ekstremisme dan menghentikan gerakan nasionalis kanan yang telah membuat terobosan dalam politik dari Belanda hingga ke Austria.

"Orang-orang melihat dari atas bahu mereka dan takut bahwa kami akan menjadi target berikutnya," kata Mohammed Shafiq dari Ramadhan Foundation, salah satu organisasi terbesar Muslim Inggris. Dia berbicara kepada Associated Press dalam wawancara telepon dari sela-sela pertemuan internasional cendekiawan dan pemimpin Muslim hari Minggu kemarin (24/7). "Akibatnya, kami telah memberitahu jamaah kami untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan keamanan serta melakukan tambahan keamanan ekstra yang ditempatkan di masjid-masjid."

Mohammed Bechari, kepala Konferensi Islam Eropa, mengatakan bahwa meskipun jutaan Muslim Eropa lahir di sini dan telah berasimilasi ke dalam masyarakat yang menganggap dirinya terbuka dan toleran, ada peningkatan Islamofobia. Rasisme, sentimen anti-Muslim telah menjadi norma.

Beberapa jam setelah serangan teroris kristen Norwegia Jumat lalu, undang-undang pelarangan cadar mulai berlaku di Belgia, untuk apa yang disebut otoritas karena alasan keamanan. Prancis, dengan populasi Muslim terbesar Eropa Barat, memiliki hukum yang sama, dan Swiss telah melarang menara masjid baru.

Dinding sebuah masjid di kota Rusia Berezovsky pada Jumat pekan lalu telah dirusak dengan grafiti yang tertulis "Rusia untuk Rusia!" menurut situs Islamnews.ru. Pemakaman Muslim di Prancis secara teratur dirusak.

Ketika berita tentang serangan Norwegia pertama kali muncul, kecurigaan segera jatuh terhadap kelompok ekstrimis Islam, yang bertanggung jawab untuk beberapa kengerian Eropa terburuk dalam sejarah.

Namun ketika tersangka utama ternyata seorang pria berambut pirang dengan ide anti-Islam, serta memiliki pandangan Kristen fundamentalis tertangkap dan bersikap Islamophobia, spontan hal tersebut menempatkan para pemimpin Eropa bingung dan mulai berpikir ulang.

Terorisme Islam adalah ancaman nyata untuk Eropa. Sedangkan Islamofobia disalurkan oleh kelompok ekstrim kanan dan dapat menjadi ancaman nyata yang jauh dari perkiraan. Pemerintah negara Eropa harus mencoba untuk membasmi keduanya.(fq/ap)