Chomsky: Perlawanan Rakyat Mesir Melawan Kudeta Menghidupkan Kembali Semangat “Arab Spring”

chomsky

Seorang pemikir terkenal asal Amerika, Noam Chomsky, mengatakan gejolak rakyat Mesir dalam menghadapi kudeta militer telah menghidupkan kembali semangat “Arab Springs”, ketika dunia kembali diam dn masuk kedalam cangkangnya, setelah penggulingan Presiden Muhammad Mursi, awal bulan lalu.

Hal ini ia katakan dalam sebuah wawancara oleh surat kabar Turki “Winnie Twilight“ bersama Chomsky yang merupakan seorang pemikir, kritikus dan aktivis politik, dimana ia berbicara tentang pendapatnya mengenai krisis di Mesir.

Dalam menanggapi pertanyaan seputar situasi Mesir saat ini, ia mengatakan, “kita harus membaca apayang tersirat dalam peristiwa di mesir, dan apa yang berada dibalik seerangan brutal tentara Mesir adalah untuk melindungi kesejahteran ekonomi dirinya serta menjaga “Imperium” lama dari kehancuran”.

Ia menunjukkan bahwa tentara tidaklah bergerak sendiri, mereka didukung negara barat dan Arab, khususnya Israel.

Ia menjelaskan yang mengejutkan dari krisis Mesir ini adalah tidak adanya ketakutan pada sebagian besar rakyat mesir, karena kudeta militer biasanya menciptakan suasana takut dalam masyarakat, tapi itu tidak terlihat di Mesir, yang telah menyaksikan gerakan Jutaan Massa pendukung Presiden Mursi.

Dan terkait tentang gerakan yang dilakukan rakyat mesir, Chomsky mengatakan perlawanan rakyat terhadap kudeta telah mengejutkan tentara Mesir dan bahkan negara-negara Barat, karena dunia sudah terbiasa melihat peristiwa setelah kudeta, yaitu menyaksikan rakyat diam dan kembali pada “cangkangnya”, itu juga tidak terjadi di Mesir, dan ini menghidupkan kembali semangat Arab Spring.

Sementara itu terkait dukungan barat terhadap kudeta Chonsky mengatakan “ini adalah permainan yang sangat jelas,para pemainnya sudah terkenal, permainannya adalah menguasai Timur Tengah, tapi bagaimana? Yaitu dengan melonggarkan sistem di negara yang merupakan salah pilar di Timur Tengah seperti Mesir, dan mencegah pembentukan negara besar di kawasan tersebut seperti Turki.”

Dan dalam menanggapi pertanyaan tentang dampak dari krisis mesir, ketika sampai saat ini belum nampak adanya perbaikan, dan situasi ini masih berlanjut, Chomsky menjawab,”tentara Mesir tidak akan bisa menghentikan perlawanan rakyat secara mudah, karena mesir dalam sejarahnya belum pernah berperang untuk demokrasi, yang mana hal ini menunjukkan bahwa Mesir sedang memainkan peran dalam menentukan keseimbangan di Timur Tengah.(hr/im)