Dalam Perang, Obama Lebih Hebat Daripada Bush?

Tampaknya Presiden AS Barack Obama percaya pada pepatah terkenal mantan Presiden AS Franklin D. Roosevelt: "berbicaralah dengan lembut dan bawalah tongkat yang besar dan kamu akan berhasil." Ini lah yang telah Obama lakukan sejauh ini.

Sejak Obama menjabat di Gedung Putih, banyak yang yakin bahwa ia datang dengan retorika yang berbeda daripada pendahulunya, Bush; Obama dengan retorika yang lebih tenang. Namun politik bukanlah PR, melainkan bahasa kepentingan, dan akhirnya semua itu terserah kepada Obama untuk melayani kepentingan negaranya. Jelas bahwa Obama telah mampu dengan tenang dan diplomatis mencapai sebagian besar dari apa yang Bush ingin capai namun tidak mampu, apakah itu berkaitan dengan terorisme, Iran, Irak, Afghanistan, Pakistan, atau bahkan Syria. Bush memerintah dengan emosional, dan mengancam, sedangkan menurut para pejabat Arab, Obama lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

Kita melihat Hillary Clinton memobilisasi masyarakat internasional terhadap Iran, sementara Rusia dan juga mungkin Cina akan segera bergabung dengan mereka.

Berkaitan dengan terorisme, Obama telah mampu menghayati wejangan Roosevelt: memaksakan Pakistan berkaitan dengan kerjasama dengan Washington melawan Taliban, dan ini ini belum lagi skala besar operasi Moshtarak di Afghanistan. Obama juga telah mencapai apa yang digambarkan sebagai sebuah "pukulan serius" untuk Taliban dengan menangkap kedua tokoh paling senior: Mullah Abdul Ghani Baradar, sebuah penangkapan yang mewakili sebuah titik balik di Washington melawan Taliban yang telah berlangsung selama hampir 8 tahun.

Selain itu, ada juga telah belasan penangkapan lain tokoh kepemimpinan Taliban, dan sehingga kerjasama antara AS dan Pakistan telah menjadi sangat efektif. Jangan lupa, semua Ini terjadi setelah ancaman dan janji-janji AS terhadap Pakistan. Hal yang sama berlaku untuk Somalia dan Yaman berkaitan dengan Al-Qaeda.

Namun ada tantangan lain yang dihadapi Obama, dari sudut pandang siapapun yang peduli terhadap dunia internasional: proses perdamaian. Apakah Obama menunjukkan sisi yang berbeda dari dirinya sendiri mengenai masalah ini? Akankah kita kembali ke argumen bahwa perdamaian hanya akan dicapai setelah mencapai paritas militer, terutama karena perdamaian di wilayah manapun hanya terjadi setelah bentrokan dalam skala besar?

Ini adalah pertanyaan yang masih belum ada jawaban! (sa/aswat)