Demonstran Anti Pemerintah Bentrok dengan Polisi Maroko

Polisi Maroko bentrok dengan pengunjuk rasa anti pemerintah yang menyerukan reformasi dan keadilan sosial pada saat perubahan konstitusi gagal untuk menenangkan demonstran.

Ratusan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah di ibukota Rabat, serta di kota timur laut Nador pada hari Minggu kemarin (24/7).

Demonstrasi ini diorganisir oleh Gerakan 20 Februari.

Sementara itu, sejumlah demonstran pro-pemerintah berkumpul di kota utara Tangier.

Kelompok oposisi yang telah mengadakan aksi protes di negara Afrika Utara selama beberapa bulan telah menyatakan ketidaksetujuan kuat mereka untuk perubahan baru dalam konstitusi negara, yang mereka sebut hanya akal-akalan pemerintah.

Dalam referendum pada 1 Juli, para pemilih sangat menyetujui reformasi konstitusional yang bertujuan membatasi kekuasaan Raja Mohammed VI.

Reformasi disetujui termasuk memberi pemerintah lebih banyak otoritas eksekutif. Namun, konstitusi akan menjaga kabinet, tentara dan pengadilan dalam kontrol raja.

Gerakan 20 Februari telah bersumpah untuk melanjutkan aksi protes sampai reformasi politik lebih banyak dilakukan di Maroko.

Aksi protes Maroko terinspirasi oleh gerakan musim semi Arab yang telah menggulingkan rezim di Tunisia dan Mesir serta berhasil mengguncang otokrasi di tempat lain di dunia Arab. (fq/prtv)