Deputi PM Israel Dan Meridor Membatalkan Kunjungan ke London

Deputi Perdana Menteri Israel, Dan Meridor membatalkan kunjungan ke London, karena kakawatiran akan ditangkap, terkait peranannya dengan kejahatan perang di Gaza dan serangan kapal kemanusiaan Mavi Marmara.

Meridor yang menjadi menteri yang membidangi atom dan energi, berencana akan meninggalkan Israel menuju London, tapi kemudian dibatalkan, karena menerima informasi bahwa dirinya akan ditangkap sesampai di bandara Heathrow, London.

Kementerian Luar Negeri Israel dan Kehakiman memberikan peringatan (catatan) kepada Meridor untuk tidak meninggalkan Israel menuju London, karena kemungkinan terjadinya penahanan atas dirinya, yang dikaitkan peranan dalam angkatan bersenjata Israel (IDF), yang melakukan kejahatan perang di Gaza.

Meridor juga terlibat dalam kasus penyerangan kapal Mavi Marmara, yang mengakibatkan 9 orang relawan Turki tewas. Tetapi, Meridor menolak memberikan komentar tentang peristiwa ini.

Meridor merupakan anggota forum tujun menteri yang memberikan nasehat kepada Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. Forum itu digelar saat kapal Mavi Marmara hendak berlabuh menuju Gaza, dan berlangsung pada 26 Mei, dan Netanyahu telah diminta memberikan testemoni, sebelum komite penyeledik dibentuk. Meskipun, akhirnya Netanyahu menolak memberikan testemoni.

Sebelumnya, yang batal mengunjungi London, karena juga akan ditangkap fihak berwajib London, di tahun 2009, dan kemungkinan ditahan, Perdana Menteri Livni dan Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, yang terlibat berbagai tindak kejahatan perang di Gaza. Sehingga Livni batal mengunjungi London, termasuk Ehud Barak.

Invasi yang brutal terhadap Gaza diputuskan oleh ‘troika’, yaitu Perdana Menteri Ehud Olmert, Menteri Pertahanan Ehud Barak, dan Livni. Pejabat Israel lainnya, di tahun 2005, yang batal melakukan kunjungan ke London, Jenderal Doron Almog, membatalkan kunjungan ke London, karena akan ditangkap polisi London. Karena, Almos melakukan pemboman terhadap rumah penduduk sipil, yang mengakibatkan 14 orang tewas.

Memang, semua pejabat Israel itu, tak lain adalah penjahat perang. Mereka harus ditangkap dan diadili. (m/haaretz)