Lagi, Sembilan Orang Pendemo Pemilu Iran Digantung Mati


Pemerintah Iran mengatakan hari Selasa ini akan segera menggantung sembilan orang pelaku kerusuhan yang meletus setelah pemilihan presiden bulan Juni tahun lalu. Pemimpin oposisi Iran mengatakan represi tersebut menunjukkan revolusi Iran tahun 1979 telah gagal.

"Sembilan orang lain segera akan digantung. Mereka akan menyusul dua orang yang digantung pada hari Kamis (29/1). Mereka ditangkap dalam kerusuhan baru-baru ini dan memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok anti-revolusioner," kata pejabat senior pengadilan Ebrahim Raisi, Fars, kantor berita setengah resmi, melaporkan.

Sebelumnya dua pria digantung minggu lalu di antara 11 orang yang dihukum mati atas tuduhan "perang melawan Allah" dan menjadi anggota kelompok bersenjata.

Pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi, mengatakan beberapa jam lalu, bahwa represi tahun 1979 menunjukkan revolusi Islam yang menggulingkan Syah yang disokong AS "tidak mencapai tujuan-tujuannya".

Mantan perdana menteri itu, menambahkan dengan nada keras bahwa Iran menunjukkan "sikap rezim tiran bersejarah."

"Mengisi penjara dan secara brutal membunuh pengunjuk rasa menunjukkan bahwa akar dari … kediktatoran permanen dari zaman monarki," katanya. "Kediktatoran atas nama agama adalah yang paling buruk. Manifestasi paling jelas dari sikap tirani ini adalah penyalahgunaan parlemen dan peradilan. Kami telah kehilangan harapan dalam peradilan."

Delapan orang, termasuk keponakan Mousavi, tewas dalam demonstrasi selama ritual Syiah Asyura pada tanggal 27 dan pejabat mengatakan lebih dari 1.000 orang ditangkap.
"Gerakan hijau di Iran tidak akan meninggalkan perlawanan damai… sampai hak-hak rakyat diakui," tambah Mousavi. "Protes damai Iran adalah benar terjadi." (sa/aby)