Luncurkan Rudal Balistik Scud ke Dekat Makkah, Syiah Mulai Targetkan Kota Suci Umat Islam

rudal scudEramuslim.com – Sebuah rudal balistik yang dilaporkan diluncurkan dari Yaman menyasar pangkalan udara Arab Saudi, Sabtu (8/10). Target terletak dekat kota suci umat Islam, Makkah.

Saudi melaporkan pada Senin (10/10), serangan rudal itu merupakan serangan terberat yang dilancarkan pemberontak Houthi dan sekutu-sekutunya. Disiarkan oleh televisi pemerintah, rekaman singkat menunjukkan sebuah proyektil mendarat di Taif dan menyebabkan ledakan. Rekaman video dilanjutkan dengan gambar-gambar kendaraan darurat yang berlalu lalang.

Taif adalah tempat pangkalan udara King Fahad Saudi Arabia. Personil militer AS melatih pasukan bersenjata Saudi di sana. Militer mengatakan insiden terjadi pada Sabtu dan tidak menimbulkan kerusakan berarti.

Pusat Komando AS di sana tidak merespons permintaan berkomentar. Saluran berita yang dibuat Houthi, Al-Masirah, mengidentifikasi rudal itu termasuk jenis lokal rudal Scud era Soviet.

Menurut mereka, rudal bernama Volcano-1 itu menargetkan pangkalan udara. Houthi telah sering meluncurkan serangkaian rudal balistik ke arah Arab Saudi. Namun rudal lebih sering menghantam perbatasan. Rudal Taif kali itu menghantam area 530 km dari perbatasan.

Militer Saudi juga mencegah serangan rudal lain pada Ahad di kota Marib, Yaman. Koalisi pimpinan AS selama ini memerangi Houthi yang jadi oposisi pemerintah Presiden Mansour Hadi.

Koalisi memulai intervensi di Yaman pada Maret 2015. AS juga membantu dengan mengirimkan pesawat pengisi bahan bakar dan inteligen. Saudi dan AS menuduh Iran menyuplai senjata untuk Houthi.

Teheran menilai kelompok Syiah ini memiliki otoritas sah di Yaman. Namun mereka menyangkal tuduhan memasok senjata. Iran juga selama ini mengkritik intervensi Saudi di perang Yaman.

Perang saudara ini telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang. PBB menyalahkan serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi menewaskan 60 persen korban sipil sejak Maret 2015, yakni sekitar 3.800 orang.(ts/aljazeerah/reuters)