Masjid di Kenya Gunakan Alat Pengacak Sinyal Ponsel

Sebuah masjid di Kenya mengadopsi sebuah teknologi modern untuk ‘menghentikan’ suara dering ponsel selama kegiatan sholat berlangsung demi memberikan suasana nyaman dan tenang dalam beribadah.

"Teknologi telah melampaui batas waktunya namun waktu tidak pernah menjadi lebih baik,"kata Syaikh Ahmad Hussein Kidiye – imam dari masjid Ibnul Qayyim kepada IOL.

"Ini adalah sebuah pengembangan yang dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan ini adalah jawabannya."

Sebuah alat yang berfungsi sebagai penghalang sinyal ponsel di tanam di dalam dinding putih masjid Ibnul Qayyim yang berlokasi di jantung kota Garissa di wilayah timur laut Kenya yang mayoritas umat Islam.

Alat tersebut dibuat oleh sebuah perusahaan China yang dapat menghentikan dering ponsel antara radius 5-20 meter.

Masjid-masjid besar memerlukan banyak instrumen alat tersebut.

Alat ini dirancang untuk masjid, hotel, gereja, ruang rapat dan tempat-tempat terbatas lainnya.

Dengan menara tingginya yang bertembok keputih-putihan, masjid Ibnul Qayyim menjadi masjid pertama yang menerapkan teknologi baru ini.

Untuk masjid ini dan banyak masjid lainnya, banyak orang yang merasa tidak nyaman sewaktu sholat berlangsung terganggu oleh suara dering ponsel.

Semenjak masuknya teknologi telpon seluler di wilayah yang miskin ini pada tahun 2002, imam masjid harus berurusan dengan gangguan dering ponsel di dalam masjid sewaktu pelaksanaan sholat ataupun khutbah.

"Ponsel membawa banyak persoalan di dalam masjid, terkadang anda dapat mendengar suara musik yang keras dibelakang ," catat Syaikh Kidiye .

"Untuk waktu lama, masalah ini menjadi persoalan serius yang mengganggu pikiran kita."

Hal ini akhirnya membawa para pemuka agama untuk mencari solusi dari kebisingan suara dering ponsel.

Beberapa masjid menerapkan hukuman termasuk membayar denda bagi jamaah yang membiarkan dering ponselnya berbunyi sewaktu sholat.

Tetapi di suatu daerah yang hancur oleh kemiskinan dan iklim yang membakar yang berakibat terjadinya kekeringan seperti sengatan ular, pembayaran denda bagi yang melanggar aturan tersebut menjadi sesuatu yang susah untuk dilaksanakan.

"Banyak penduduk yang miskin yang tidak mampu untuk membayar denda, sehingga kami harus mencari alternatif lain," kata Syaikh Abdullahi Abdi imam di masjid Towba kota Wajir.

"Teknologi terbaru ini merupakan suatu terobosan baru," kata Syaikh Kidiye menegaskan.

"Seorang muslim yang merupakan jamaah saya membantu kami tepat pada waktunya dengan membelikan instrumen mesin baru tersebut dari Dubai seharga 300 Dollar AS."

Peningkatan Kualitas Ibadah Sholat

Dan setelah alat itu dipasang di masjid, waktu pelaksanaa sholat bersih dari suara bising bunyi dering ponsel," Imam tersebut menjelaskan.

"Sejak kami memulai menggunakan mesin baru untuk merintangi sinyal jaringan ponsel di dalam masjid, astmosfir sholat kami menjadi lebih meningkat," kata imam Kidiye.

"Kami sejauh ini menikmati keheningan dengan konsentrasi yang penuh untuk melaksanakan sholat."

"Kami sekarang menikmati suasana baru, setidaknya kami telah terlepas dari bisingnya suara dering ponsel yang terkadang memainkan suara musik yang keras di shaf depan masjid," kata Muhammad Abdi seorang jamaah masjid kepada IOL.

Teknologi baru ini disambut dengan gembira oleh para pemuka agama dan umat Islam di seluruh wilayah ini.

"Kami tidak bisa menunggu untuk melihat alat ini terpasang di masjid-masjid lain karena alat ini sangat penting dan berguna, ketika semua orang membawa ponsel ke dalam masjid," kata Umar Haji Khalif seorang jamaah dari masjid Ibnul Qayyim.

"Ini berarti ada kebutuhan mendesak untuk melihat semua masjid terpasang alat ini."

Para imam telah meminta umat Islam untuk mengumpulkan uang untuk membeli alat penghalang sinyal jaringan ponsel yang akan digunakan di masjid-masjid.

"Beberapa masjid sudah mengumpulkan uang untuk membeli alat tersebut dari Dubai, artinya beberapa bulan mendatang banyak masjid yang akan mengikuti langkah kami," catat imam Kidiye.(fq/iol)