Militer AS Rekrut Ilmuwan untuk Dukung Kampanye Perang Lawan Terorisme

Kalangan antropolog menentang program militer AS yang akan merekrut para antropolog untuk diikutsertakan dalam perang di Irak. Program ini, menurut para pakar ilmu antropologi, merupakan upaya AS untuk memiliterkan dan mempersenjatai kalangan ilmuwan untuk kepentingan perang melawan terror yang dilancarkan AS.

“Kami sangat prihatin bahwa ‘perang melawan terror’ telah mengancam integritas disiplin ilmu antropologi. Dengan mempersenjati para antropolog sama artinya mengembalikan ilmu antropologi ke akarnya yang menyedihkan, di mana ilmu ini digunakan sebagai alat kolonialisme, penjajahan dan kekerasan, ” kata Roberto Gonzalez, seorang profesor antropologi di San Jose State University.

Untuk itu, Gonzalez bersama dengan sebelas profesor lainnya membentuk organisasi keprihatinan bernama Network of Concerned Anthropologist sebagai bentuk protes atas eksploitasi yang dilakukan militer AS terhadap disiplin ilmu antropologi, ilmu yang mempelahari tentang asal, sejarah dan budaya manusia.

“Departemen Pertahanan AS dalam beberapa bulan belakangan ini secara khusus berminat pada bahasa dan buadaya yang digunakan di Aghanistan, Irak dan tempat-tempat lainnya yang menjadi sasaran perang melawan teror yang digagas AS, ” kata Gonzales.

Ia melanjutkan, “Karena antropolog punya pengetahuan mendalam dan paham tentang orang-orang dan budaya di suatu tempat tertentu, Pentagon tertarik untuk merekrut para antropolog itu untuk dilibatkan dalam operasi-operasi melawan para pejuang setempat. ”

Selain membentuk jaringan, Gonzales dan rekan seprofesinya yang menentang program perekrutan antropolog oleh militer AS, juga membuat petisi yang disebar ke kolega-kolega mereka di seluruh universitas, lembaga-lembaga pemerintah dan institusi lainnya yang bersedia menyatakan tidak mau berpartisipasi dalam program Pentagon itu.

Militer AS melaksanakan program perekrutan bagi para antropolog ini sejak tahun 2006, dan sekarang sudah terbentuk enam tim. Sedikitnya, satu orang antropolog diikutsertakan ke dalam brigade tempur di negara-negara Muslim.

Dalam bertugas, para antropolog yang sudah direkrut itu sudah seperti tentara pada umumnya; mengenakan seragam dan mendapatkan pelatihan menggunakan senjata. Untuk membiayai program ini, Pentagon harus menyediakan dana sebesar 400. 000 dollar tiap tahunnya, termasuk biaya asuransi bagi kemungkinan menjadi korban penculikan.

Menteri Pertahanan Robert Gates sudah mengalokasikan dana sebesar 40 juta dollar untuk memperluas program perekrutan antropolog ini, untuk menambah tim yang sudah ada menjadi 28 tim. (ln/iol)