Obama Pun Tak Bisa Menjawab: “Apakah Perang Bisa Dimenangkan?”

Tak ada jawaban yang meluncur dari mulut Presiden AS itu ketika seorang wartawan meneriakkan pertanyaan dadakan, “Apakah perang (Afghanistan) bisa dimenangkan?” Obama terdiam, dan kemudian melangkah meninggalkan Rose Garden. Konferensi pers itu berlalu, seperti Obama yang baru saja mengganti Jenderal Stanley McChrystal sebagai komandan tertinggi di Afghanistan.

Obama tampaknya masih bersikukuh bahwa tentaranya hanya akan berada di Afghanistan sampai Juli 2011, namun tragedi McChrystal jelas menjadi sebuah langkah mundur—sementara pemerintahannya sudah begitu putus asa untuk meraih momentum dalam mendapatkan simpati publik di rumah sendiri.

Kemudian pilihan Obama jatuh pada Jenderal David Petraeus, untuk menggantikan McChrystal Petraeus yang juga menangani Perang Iraq dihormati oleh baik Partai Demokrat maupun Republik di Capitol Hill. Penunjukkannya tidak salah lagi bahwa Gedung Putih sedang berusaha membeli Kongres secara politis, karena kritik yang terus tumbuh sehubungan Aerang Afghanistan.

Sampai saat ini, korban pasukan Amerika terus meningkat dan tidak ada sedikitpun tanda-tanda kemenangan yang jelas terlihat. Obama menegaskan bahwa penunjukkan Petraeus adalah perubahan "dalam tingkat personil, bukan perubahan kebijakan." Petraeus adalah seorang arsitek dan sekaligus pendukung dari strategi Amerika Serikat di Afghanistan.

Tapi kasus McChrystal sudah cukup membuka tabir bahwa memang banyak pertikaian dan tikungan yang dihadapi di antara pejabat Amerika sehubungan Afghanistan. Gesekan yang kemudian diungkap dengan berani oleh Rolling Stone lewat wawancara dengan McChrystal juga menambah dugaaan-dugaan negatif lainnya—yang di sisi lain, tidak sedikitpun memberikan ketenangan kepada rakyat Amerika. Mengapa sampai bisa McChrystal berkoar-koar di sebuah media besar seperti Rolling Stone? Dan semua pertikaian ini meminta pertanyaan yang jelas: Jika Obama tidak dapat mengendalikan stafnya, bagaimana bisa ia memenangi perang?

Bukan rahasia jika sekarang reputasi Obama sebagai seorang pemimpin sedang berada dalam pertaruhan. Dalam drama McChrystal, Obama mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah mengingatkan anggota tim keamanan nasional bahwa mereka perlu bekerja sama jika mereka ingin mencapai sukses di Afghanistan.

Obama bersikukuh bahwa pencopotan McChrystal sama sekali bukan tentang "penghinaan pribadi" tapi lebih tentang kepercayaan. "Perang lebih besar daripada seorang laki-laki ataupun seorang wanita," kata Obama. (yahoonews)