OKI Serukan Uni Eropa Menerima Muslim Sebagai Keluarga dan Bukan Tamu

muslim di eropaOKI telah menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk menerima Muslim dan agama mereka yaitu Islam sebagai anggota masyarakat dan untuk melawan sentimen anti-Muslim untuk membantu memperbaiki hubungan dengan dunia Muslim.

“Islam harus disambut sebagai anggota keluarga di Eropa, bukan sebagai tamu,” Ekmeleddin Ihsanoglu, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), mengatakan kepada kantor berita Anadolu,  Turki pada hari Selasa, 25 Juli.

“Mengecualikan Islam berarti mengabaikan peran peradaban Islam yang mempengaruhi evolusi peradaban Barat.”

OKI memperingatkan bahwa pembuatan kebijakan berdasarkan kebencian menyebabkan diskriminasi terhadap umat Islam.

“Jika Islam menjadi muatan politis, itu akan menjadi pisau tajam bermata dua. Kami mengamati apa yang terjadi di Norwegia, Perancis dan beberapa tempat di Eropa.”

Muslim diperkirakan mencapai 8 sampai 9 persen dari populasi di Uni Eropa.

Politisi sayap kanan di seluruh Eropa  melakukan diskriminasi terhadap minoritas Muslim di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.

Di Perancis, pemimpin sayap kanan Le Pen telah mempermasalahkan imigrasi Muslim. Ia katakan hadirnya imigrasi Muslim di negara Eropa menjadikan peluang kerja sempit dan timbulnya masalah perumahan terhadap kaum Muslim.

Di Jerman, sentimen terhadap Muslim telah meningkat, dengan perdebatan sengit terkait migrasi Muslim ke negara itu.

Di Belanda, sayap kanan Belanda Geert Wilders anggota parlemen menyerukan pelarangan cadar Muslim di negara itu dan menghentikan migrasi dari negara-negara Muslim.

Di Swedia, sayap kanan Demokrat Swedia telah mengumumkan rencana untuk memberlakukan pelarangan pembangunan masjid baru di negara Skandinavia. (OI.Net/Dz)