Pemerintah Srilanka Menangkap Politikus Muslim yang Menentang Gerakan Radikal Budha

1 1Kelompok hak asasi manusia internasional telah mengecam penangkapan seorang politikus muslim terkemuka Srilanka karena ia menuduh pemerintah mensponsori kelompok radikal Buddha dalam melaksanakan serangkaian kampanye anti-Muslim.

“Penangkapan Azad Sally, dan pelecehan yang ia terima selama beberapa minggu terakhir, merupakan indikasi dari ketidakterimaan pemerintah akan kritikan akan kasus itu,” kata Polly Truscott, Wakil direktur Amnesty International untuk Asia Pasific , dalam sebuah berita dikutip dari The Guardian pada hari Jumat, 3 Mei.

Sally, pemimpin Muslim Aliansi Nasional Tamil, dilaporkan telah ditangkap pada Kamis pagi oleh intelijen untuk alasan yang tidak diketahui.

Ia dikenal seorang kritikus vokal terhadap  organisasi militant Buddhis, Bodu Bala Sena, yang diduga kuat sejak Februari 2013 telah  menyerang instansi dan simbol simbol Muslim.

Pada tanggal 29 April, Sally sempat mengatakan kepada wartawan ia akan  bersembunyi karena khawatir akan keselamatannya setelah menerima beberapa ancaman di media yang dikelola pemerintah.

“Dia telah berkampanye untuk menghentikan penindasan terhadap minoritas di Sri Lanka, terhadap umat Muslim khususnya, karena itu ia telah menghadapi kemarahan pemerintah Sri Lanka,” kata Truscott.

Garis keras Buddha, “Bodu Bala Sena” atau Budha Force, telah menyebabkan serangkaian serangan terhadap minoritas Muslim Sri Lanka.

Maret lalu, kelompok garis keras menyerukan pembongkaran sebuah masjid bersejarah yang dibangun di abad ke-10 di Kuragala.

Penghancurkan masjid kuno sebagai dampak isu kampanye Bodu Bala Sena yang menentang adanya sertifikat makanan halal di Sri Lanka, memaksa umat Islam untuk meninggalkan logo halal untuk membantu meredakan ketegangan dengan mayoritas Buddhis.

Muslim Sri Lanka, yang dikenal sebagai “Moor”, adalah kelompok etnis terbesar ketiga di negara itu . Para pengamat mengatakan pemerintah selalu berada di bawah tekanan  mayoritas Buddha setiap kalinya bila ada benturan etnis.

Situasi Sri Lanka saat ini telah dilanda serangkaian insiden serius yang melibatkan provokasi ekstrimis Budha terhadap umat Islam.

Pada bulan Juni, sekitar 200 demonstran yang dipimpin oleh beberapa biksu Budha berkumpul di sebuah  Islamic Centre di pinggiran kota Kolombo. Mereka melemparkan batu dan daging busuk  di gerbang masjid, pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menuntut penutupan tempat ibadah Muslim.

April lalu, sejumlah biksu menyerang beberapa muslim yang sedang sholat di desa Dambulla. Para penyerang mengklaim bahwa masjid tersebut yang dibangun pada tahun 1962, adalah ilegal.

Beberapa minggu kemudian, para bhikkhu menyusun sebuah surat ancaman yang ditujukan untuk umat Islam di kota  Kurunegala, menuntut masjid di sana ditutup. (OI.net/eramuslim/HK)