Eramuslim.com – Remaja Muslim yang sempat ditangkap karena jam buatannya dikira bom, Ahmed Mohamed, memutuskan untuk melanjutkan studinya di Qatar, ujar keluarga beberapa jam setelah bertemu Barack Obama di Gedung Putih dalam acara malam astronomi.
Ahmed (14), yang penangkapannya dipengaruhi oleh Islamophobia, menerima tawaran dari Qatar Foundation untuk melanjutkan studi dalam program inovator muda mereka.
“Ini artinya, kami, sebagai keluarga, akan pindah ke Qatar mendampingi Ahmed yang akan mendapatkan beasiswa penuh melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas dan sarjana di sana,” kata keluarga dalam sebuah pernyataan (20/10).
Ahmed yang menggemari robotik dan bersekolah di Dallas, sempat menarik perhatian dunia September lalu setelah ditangkap karena mencoba membuat jam digitalnya sendiri.
Media ramai memberitakan kasus Ahmed hingga ia mendapat undangan dari Gedung Putih dan PBB, untuk menemui beberapa pejabat. Ayahnya juga telah membawa Ahmed untuk bertemu dengan Presiden Sudan Omar al-Bashir, yang merupakan negara kelahiran sang ayah.
Saat kasus Ahmed mencuat, hashtag #IStandWithAhmed membanjiri Twitter, hingga salah satu pendiri Google Sergey Brin dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg ikut berkomentar.
“Memiliki kemampuan dan ambisi untuk menciptakan sesuatu yang keren harusnya diapresiasi, bukan ditangkap,” kata Zuckerberg.
Tidak ada tuntutan yang diajukan terhadap Ahmed dan kepolisian Irving yang menangkapnya juga mengatakan September lalu bahwa mereka akan meninjau ulang tindakan yang mereka lakukan dalam kasus tersebut.
Di Gedung Putih, Senin malam, Obama bertemu Ahmed secara singkat untuk menjabat tangan dan memberinya pelukan.
Saat Ahmed ditangkap, Obama menyampaikan dukungannya melalui Twitter, “Jam yang keren, Ahmed. Ingin membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi anak-anak lainnya untuk menyukai sains. Inilah yang membuat Amerika besar.”
“Ini sungguh luar biasa, dan sebuah kehormatan dapat bertemu dengan Presiden Obama,” tulis Ahmed dalam akut Twitternya, setelah bertemu Obama.(ts)
