Wartawan Press TV: Israel Sengaja Tembak Kepala Aktivis Kemanusiaan

Seorang wartawan Press TV yang ikut dalam rombongan armada kebebasan yang menuju Gaza, dan sempat ditahan oleh militer Israel menggambarkan adanya penganiayaan terhadap aktivis kemanusiaan selama di dalam tahanan Israel.

Dalam kondisi yang masih kurang tidur, Hassan Ghani menjelaskan bagaimana kapal berbendera Turki Mavi Marmara dikelilingi oleh pasukan angkatan laut Israel dan akhirnya mengalami serangan.

"Kami sekitar 90 kilometer dari pantai Israel dan kami tidak berada di dalam wilayah pengecualian seperti apa yang disebut militer, yang semula 20 mil tapi kemudian diperpanjang menjadi 68 mil," kata Ghani kepada Press TV pada hari Kamis (3/6).

Dia menggambarkan bagaimana orang-orang di kapal hanya menggunakan selang pipa air untuk mengusir para penyerbu dari pasukan khusus angkatan laut Israel, di mana tentara Israel dari helikopter mendarat di atas kapal, sementara sejumlah kapal frigat mendekati kapal dari kedua sisi kapal Mavi Marmara.

Komando bersenjata dengan setidaknya masing-masing membawa dua senjata akhirnya mendarat di kapal.

"Mereka datang dan kami mendengar suara tembakan .. pada tahap ini kami tidak mengetahui apakah mereka menggunakan peluru karet atau peluru tajam tapi kami mendengar suara tembakan," katanya, ia menambahkan para aktivis menggunakan apa pun yang praktis untuk melawan dan sebagian besar menggunakan tangan kosong mereka untuk membela diri.

Para prajurit Israel mencoba menembak dengan senapan mesin ketika mereka menghadapi perlawanan dari para aktivis yang menahan mereka dari mendapatkan kamera yang menyiarkan adegan tersebut secara live dari dek utama.

Para relawan mampu melucuti beberapa tentara dan mengambil senjata mereka dan beberapa saat kemudian peluru tajam digunakan dan korban jiwa mulai berjatuhan, katanya.

"Seorang pria ditembak tepat di kepalanya," kata Ghani, ia menekankan bahwa pembunuhan itu menunjukkan tentara punya cukup waktu untuk mencegah penembakan itu dan tembakan tersebut bukan penembakan karena takut akan mengancam jiwa mereka.

Dia mengatakan tembakan amunisi perluru tetap berlangsung meskipun para aktivis telah mengangkat bendera putih.(fq/prtv)