Yaman ‘Bersiaga’ Menjadi Ajang Konflik Mujahidin Vs AS

ayman2Pasukan keamanan Yaman tetap bersiaga tinggi pada Selasa malam di tengah kekhawatiran serangan al-Qaeda di ibukota Sana’a. Setelah AS dan Inggris menarik semua staf kedutaan dan kembali mendesak warganya untuk meninggalkan negara itu. Departemen Luar Negeri AS kemudian menggambarkan sebuah “ancaman spesifik ” teror akan terjadi di Yaman.

BBC Arab mengutip seorang pejabat militer Yaman bahwa langkah-langkah keamanan “yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya” telah terjadi, dengan puluhan kendaraan lapis baja dikerahkan di sekitar istana kepresidenan dan sarana pemerintahan sensitif lainnya dan juga instalasi milik asing di ibukota.

Puluhan milisi al-Qaeda dikatakan telah mengalir ke ibukota Sana’a dalam beberapa hari terakhir, yang diduga akan mengambil bagian dalam serangan teroris, kata BBC. Pemerintahan Yaman mengaku tidak bisa mengkonfirmasi tetapi tampaknya mereka sangat taat dan konsisten mengikuti pernyataan AS.

“Sana’a telah benar-benar dibanjiri dengan personil bersenjata dan kendaraan lapis baja untuk memastikan bahwa militer mempertahankan keamanan ketat atas semua kepentingan negara dan asing,” lapor Yaman Post.

Warga Yaman terbangun akan suara desingan pesawat terbang AS  yang tampaknya US P-3 Orion, sebuah pesawat pengintai berawak, sesaat sebelum lakukan evakuasi kedutaan.

Sebelumnya, sumber-sumber Yaman dan pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya telah melaporkan dua serangan pesawat Drone AS telah menewaskan empat militan al-Qaida di Marib, sebelah timur Sanaa, termasuk seorang komandan mujahidin senior yang disebut oleh al-Jazeera sebagai Salah al-Jumati.

Bulan lalu, orang kedua al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), Said al-Shehri, juga gugur dalam serangan pesawat tak berawak AS.

Serangan AS telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, mereka melakukan pembunuhan tanpa legitimasi hukum dan banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban sehingga memicu aksi balas dendam dari kalangan Islam. “Dengan peningkatan serangan AS  maka reaksi mereka pun tereskalasi,” kata Abdul-Ghani al-Iryani, ahli politik Yaman.

Sumber di Yaman mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah helikopter milik militer Yaman telah ditembak jatuh yang berakibat delapan tentara Yaman di dalamnya tewas .

New York Times melaporkan bahwa intelijen AS telah mensadap komunikasi antara Ayman al-Zawahiri, pemimpin Al-Qaida, dan komandan AQAP, Nasser al-Wuhayshi.

Harian tersebut mengutip pejabat kontra-terorisme yang mengatakan bahwa Zawahiri baru-baru ini mempromosikan Wuhayshi menjadi  “general manager” dari jaringan teroris, yang membuatnya menjadi orang kedua dalam organisasi.

Dalam menanggapi  sadapan telepon itu ,  AS segera menutup sejumlah kedutaan dan konsulat selama akhir pekan, dan menutup 19 pos-pos diplomatik di Timur Tengah dan Afrika.

Di London , Kantor departemen Luar Negeri mengatakan bahwa semua staf kedutaan Inggris telah ditarik sementara.

Seorang pejabat militer AS mengatakan bahwa AS memiliki tiga kapal induk sudah dalam posisi di Teluk Aden:  kapal amfibi USS Kearsarge, dermaga Amfibi USS San Antonio, dan dermaga pendaratan kapal USS Carter Hall. Kapal-kapal itu mencakup kekuatan  5.000 tentara tempur , dan akan dikerahkan bilamana ancaman terjadi.

Pemerintah Yaman telah mengumumkan rencana untuk memperketat langkah-langkah keamanan di kedutaan asing – terutama kedutaan negara-negara Barat – pelabuhan laut dan bandar udara dan fasilitas lainnya, termasuk jaringan pipa minyak dan jaringan listrik.

“Yaman telah mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan warga asing di Sana’a,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan besarnya di Washington sebagai bukti pelayanan pemerintahan Yaman kepada  AS..

“Pemerintah Yaman menghargai perhatian pemerintah asing ‘untuk keselamatan warganya, evakuasi staf kedutaan karena ancaman ekstremis. Pemerintahan Yaman tetap berkomitmen kuat untuk upaya global melawan ancaman dari al-Qaeda dan afiliasinya. ” ujar duta besar Yaman untuk AS.

Psaki mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, telah berbicara dengan Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi, pada Senin malam untuk memuji dan mengucapkan terima kasih atas operasi militer Yaman untuk mensikapi ancaman dari Al Qaeda.

Gregory Johnsen, seorang ahli politik Yaman, mengatakan bahwa strategi pemerintahan Obama di Yaman tidak bekerja karena AS masih menggunakan taktik yang sama sewaktu diterapkan di Afghanistan dan Irak.

“Amerika Serikat banyak melakukan pembunuhan di Yaman , Mereka (yang dibunuh oleh AS) mungkin saja anggota Al-Qaeda, tetapi mereka juga adalah ayah , anak, saudara dan sepupu, suku dan klan atau teman atau kerabat dari masyarakat Yaman.

“Amerika Serikat dapat menargetkan dan membunuh seseorang yang dianggap sebagai teroris, tetapi berdampak  menjadikan pemuda Yaman mengangkat senjata untuk membela dirinya. Dan dalam waktu dekat , banyak dari orang-orang yang akan  tertarik dengan al-Qaida , merasakan  kebersamaan ideologi, dan keinginan untuk membalas dendam terhadap yang menewaskan kerabat mereka. ”

Psaki menolak kritik tersebut, ia mengatakan bahwa kepemimpinan inti Al-Qaeda di Pakistan telah “melemah, dan hancur”. Namun dia menambahkan: “Kami telah secara konsisten menyatakan keprihatinan dengan adanya afiliasi  [al-Qaeda] … dan fakta bahwa mereka terus menghadirkan ancaman kepada AS dan kepentingannya.  Kami menganggap ini salah satu ancaman keamanan nasional terkemuka yang kita hadapi sekarang .” (Grd/Dz)