Afghanistan Makin Memburuk; Tenggelam Dalam Gelombang Kekerasan

Amerika Serikat tampaknya akan memperpanjang "masa kerjanya" di Afghanistan. Laporan terbaru menunjukkan bahwa keamanan di negara tersebut telah memburuk secara tajam dalam beberapa bulan terakhir.

Laporan itu, yang disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB, menunjukkan bahwa serangan bom pinggir jalan selama empat bulan pertama tahun ini meningkat 94 persen, dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu.

Ada juga 45 persen peningkatan pembunuhan terhadap pejabat Afghanistan.

Rick Nelson, seorang rekan senior di Centre for Strategic and International Studies di Washington, mengatakan bahwa para pejuang (Taliban) mungkin bersatu dengan bantuan dari Pakistan.

"Anda melihat banyak operasi yang lebih kompleks, dan dari apa yang saya pahami, ini menunjukkan bahwa pemberontak mungkin bekerjasama dengan Al Qaeda dan Taliban dan dari Pakistan juga," katanya.

Bulan Juni berubah menjadi bulan paling mematikan bagi pasukan internasional pimpinan Amerika dalam perang hampir sembilan tahun ini.

Sekretaris pertahanan AS Robert Gates menggambarkan perang Afghanistan sebagai sesuatu yang luar biasa sulit, tetapi ia juga menentang laporan yang pesimis mengenai situasi di Afghanistan.

"Saya pikir, orang-orang kehilangan konteks, Strategi ini, baru diterapkan sekitar empat atau lima bulan," katanya.

"Kami belum menempatkan sepertiga dari kekuatan-kekuatan gelombang ke Afghanistan. Presiden telah mengatakan kami akan menunggu sampai Desember untuk mengevaluasi apa yang sudah kami lakukan, jadi saya pikir tak perlu terburu-buru untuk memberikan penilaian."

Pasukan Amerika berharap menang perang sebelum Juli 2011, batas waktu untuk mulai menarik pasukan Amerika. Kepala presiden staf, Rahm Emanuel, mengatakan keputusan itu mungkin akan disesuaikan pada kondisi di lapangan.

Saat ini, AS memiliki sekitar 94.000 tentara di Afghanistan. (sa/abcnews)