Agen-agen CIA Telah Diterjunkan di Libya untuk Bantu Pemberontak

CIA telah mengirimkan tim kecil operatif mereka ke Libya setelah kantor badan itu di ibukota terpaksa ditutup, dan pada saat yang sama petugas CIA telah membantu menyelamatkan salah satu dari dua anggota awak dari pesawat F-15E Eagle yang jatuh, seorang pejabat Amerika dan mantan perwira intelijen AS mengatakan kepada The Associated Press pada hari Rabu kemarin (30/3).

Peran penting CIA di Libya tidak jelas. Pakar Intelijen mengatakan CIA akan mengirim pejabat untuk melakukan kontak dengan oposisi dan menilai kekuatan dan kebutuhan pasukan pemberontak dalam memerangi pemimpin Libya Muammar Gaddafi bersamaan dengan Presiden Barack Obama memutuskan untuk membantu pemberontak.

Pejabat Amerika dan mantan pejabat intelijen AS, yang berbicara pada kondisi anonimitas karena kepekaan informasi, mengatakan CIA membantu merekoveri pesawat jet tempur ASyang jatuh, yang pertama kali diamankan oleh pemberontak. Pilot pesawat jet tempur AS akhirnya diselamatkan oleh Marinir.

Pilot hanya menderita luka ringan, militer mengatakan. Para pejabat menolak mengatakan apa misi F-15 pada pada saat kecelakaan yang terjadi pada 21 Maret lalu.

The New York Times pertama kali melaporkan CIA telah mengirim beberapa kelompok agen CIA mereka dan operator Inggris memimpin serangan udara.

Sebelumnya Obama mengatakan dalam sebuah pidato malam Senin lalu bahwa pasukan AS tidak akan digunakan di darat Libya. Namun AS bisa menggunakan cara lain dalam membantu pemberontak tanpa harus menurunkan pasukan militer mereka di Libya dengan operasi-operasi rahasia.

Dalam hal ini, CIA yang akan memimpin operasi AS di Libya, seperti yang telah dilakukan di masa lalu seperti di Afghanistan setelah serangan 11 September dan menjelang invasi Irak pada tahun 2003. Dalam program-program tindakan rahasia pada masa lalu, petugas CIA bersama dengan pasukan operasi khusus dikirim memberikan senjata kepada pasukan oposisi untuk membantu memerangi Taliban di Afghanistan dan Saddam Hussein di Irak.

Gedung Putih mengatakan Rabu kemarin bahwa mereka menilai akan ada pilihan untuk "semua jenis bantuan" kepada para pemberontak.(fq/ap)