Gerakan "BDS" Kampanye Boikot Produk Israel di AS

Para juru kampanye boikot produk Israel di AS melakukan pendekatan pada para investor, vendor, pedagang dan konsumen untuk tidak membeli dan menggunakan produk serta jasa layanan milik Israel.

Para aktivis yang tergabung dalam gerakan nasional "Boycott, Divestment and Sanctions (BDS)" terhadap segala bentuk produk dan jasa dari Israel atau yang memberikan sebagian keuntungannya pada Israel menyatakan, setahun setelah agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, makin banyak warga AS yang bersikap skeptis terhadap produk-produk Israel.

Sepanjang musim liburan natal dan tahun baru ini, para aktivis BDS gencar melakukan kampanye boikot produk Israel dengan mengirimkan pesan boikot melalui email. Selain seruan boikot, BDS juga mencantumkan daftar merk produk yang harus dihindari para konsumen di AS karena perusahaan produk tersebut ikut membiayai Israel.

"Penting untuk melakukan tekanan pada negara secara ekonomi, ketika negara itu terus melakukan pelanggaran hukum-hukum internasional, menindas manusia lain dan menciptakan sistem apartheid," kata Gael Murphy, aktivis anti-perang CODE PINK yang ikut mendukung gerakan boikot Israel.

CODE PINK menyerukan konsumen di AS untuk tidak membeli produk komestik merk Ahava, karena perusahaan kosmetik itu mengambil sumber-sumber alam milik warga Palestina di Tepi Barat untuk bahan pembuatan kosmetiknya. "Jangan beli Ahava. Perusahaan kosmetik itu bersama Israel mencuri sumber-sumber alam milik rakyat Palestina dan tindakan itu melanggar hukum," tukas Murphy.

Sementara para aktivis BDS di AS menyerukan agar konsumen tidak membeli produk-produk merk Victoria Secret, karena beberapa produk merk tersebut dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang diproduksi oleh perusahaan Israel Delta Galil Textile.

Perusahaan-perusahaan lainnya yang menjadi target kampanye boikot Israel oleh BDS adalah Motorola, AT and T, L’Oreal, Calvin Klein, JC Penny, Estee Lauder, Intel, Gap dan Sara Lee.

"Secara politis orang-orang mulai menghubungkan saku mereka ke mesin perang. Dan jika kita punya pilihan untuk membeli produk A atau produk B … jika produk A secara langsung terkait dengan rejim militer apartheid yang melanggar hukum internasional jam demi jam, orang-orang harus berpikir dua kali untuk membeli produk itu", kata Nora Barrow-Freidman , wartawan yang mendukung boikot produk Israel. (ln/prtv)