Al-Aqsha Tengah Sekarat, Mesir-Aljazair Malah "Perang" Gara-Gara Bola

Di tengah kondisi Muslim Palestina yang kian memprihatinkan, juga kondisi Masjid al-Aqsha dan al-Haram as-Syarif di Yerusalem (al-Quds) yang kian kritis, tetangga se-Muslim dan sebangsanya (Arab), yaitu Mesir dan Aljazair, justru memperlihatkan sikap yang lain.

Kedua negara Afrika Utara itu kini tengah larut dalam "perang urat syaraf" gara-gara bola. Mesir dan Aljazair akan bertanding untuk penentuan kelolosan sebagai peserta piala dunia Afrika Selatan 2010 nanti. Kedua tim, yaitu "Al-Fara’inah" (Mesir) dan "Muharib as-Shahra" (Aljazair), dijadwalkan bertanding di Kairo pada Sabtu (14/11) petang waktu Kairo.

Sayangnya, rakyat antar kedua negara (utamanya kalangan pemuda) menyambut pertandingan kedua timnya itu dengan euforia perang urat syaraf, utamanya dari pihak Mesir (meski sepanjang sejarahnya Mesir kalah terus oleh Aljazair). Setidaknya, hal inilah yang tampak pada media-media, forum-forum internet, grup-grup facebook, hingga euforia yang tampak di jalan-jalan Kairo (maklum, Mesir sedang jadi tuan rumah).

Di beberapa forum dan grup faceebook, misalnya, perang kata-kata itu tampak begitu nyata. Kedua pihak terlihat saling serang, menjatuhkan, mengejek, mencaci, dan seterusnya. Meski pun, komentar-komentar pihak Aljazair terlihat lebih "beradab" dan tidak sekasar dan senorak komentar-komentar dari pihak Mesir.

Ketegangan pun berlanjut. Sesaat setelah rombongan pemain Aljazair tiba di Kairo, bus yang mengangkut mereka dilempari bongkahan batu oleh beberapa supporter Mesir. Kaca mobil pecah, beberapa pemain Aljazir terluka dan berlumuran darah. Pihak Aljazair pun berang dan langsung protes, sementara pihak Mesir membantah.

Aljazair mengecam Mesir sebagai pihak yang "tak tahu tatakrama menyambut tamu" dan tak mampu memberikan jaminan keamanan. Sementara, pihak Mesir membantah peristiwa perusakan dan penyerangan itu, dan menyatakan jika pihak Aljazair-lah yang melakukan rekayasa.

Kontan, suhu antar kedua tim dan kedua negara pun kian memanas atas peristiwa tersebut. Dan bisa dipastikan, isu ini akan mengalihkan perhatian masyarakat Arab dari isu Palestina dan Al-Aqsha yang jauh lebih penting.

Namun laporan terakhir menyebutkan bahwa ketegangan kedua negara tersebut sudah "adem ayem".(jzr)