Alami Stres, Mantan Tentara AS Berencana Bunuh Obama dan Clinton

Seorang mantan tentara Amerika didakwa atas tuduhan berencana membunuh Presiden AS Barack Obama dan mantan presiden Bill Clinton, kata pejabat AS.

Dakwaan itu diumumkan pada hari Selasa kemarin (7/9) setelah polisi menangkap Robert Anthony Quinones dalam sebuah drama penyanderaan di sebuah pangkalan militer di negara bagian Georgia.

Insiden itu dimulai di sekitar pukul 4 pagi Senin lalu ketika mantan tentara di Angkatan Darat AS memasuki Winn Community Hospital di Fort Stewart, sekitar 45 mil dari Savannah, dan menuntut perawatan kesehatan mental.

Menurut Biro Investigasi Federal (FBI), pria 29 tahun itu kemudian mengambil satu orang sandera dan menyanderai dua orang lainnya di bawah todongan senjata selama dua jam.

Quinones akhirnya menyerah dan ditahan untuk ditanyai. Tidak ada yang terluka dalam insiden penyanderaan tersebut.

Selama interogasi, mantan tentara AS itu mengungkapkan rencana persiapan dan niatnya untuk membunuh Presiden Obama dan mantan presiden Bill Clinton.

Ketika ditanya apakah ia akan membunuh Obama atau Clinton jika diberi kesempatan, Quinones berkata, "Ya. Pada skala 1 sampai 10 terkait rencanan ini, saya berada di posisi 10."

Upaya pencarian di kediamannya juga menghasilkan penemuan 11 senjata panjang, empat pistol, beberapa butir amunisi dan lusinan bayonet dan pisau.

Menurut keluarga dan teman-teman, Quinones, yang telah dua kali bertugas di Irak, menderita gangguan stres pasca-trauma.

Hal ini diyakini bahwa mantan prajurit tempur ini mungkin tidak menerima perlakuan individu yang cukup setelah kembali dari Irak. Akibatnya, ia menderita masalah psikis dan medis dari Angkatan Darat pada bulan Februari.

Tersangka dijadwalkan untuk muncul di pengadilan pada Rabu ini, kata FBI dalam sebuah pernyataan.

Quinones menghadapi tuduhan menyerang petugas federal, penculikan dan mengancam para pejabat tinggi negara.(fq/prtv)