Bakiyev Dituduh Sebagai Dalang Kerusuhan Etnis di Kyrgyzstan

Pemerintah sementara Kyrgyzstan menyalahkan mantan Presiden yang digulingkan Kurmanbek Bakiyev atas tuduhan mendalangi kerusuhan mematikan yang telah menewaskan lebih dari 180 orang.

Almazbek Atambayev, wakil kepala pemerintah interim Kyrgystan menyatakan bahwa Bakiyev dikaitkan dengan huru-hara di sebuah konferensi pers di Bishkek pada hari Rabu kemarin (16/6).

"Informasi yang kami dapatkan dari agen mata-mata kami menegaskan bahwa semua langkah-langkah kerusuhan ini dibiayai oleh keluarga Bakiyev, khususnya putra bungsunya yaitu Bakiyev Maxim," kata Atambayev.

Bakiyev has denied any role in the recent riots, which have left at least 187 people dead. Bakiyev membantah terlibat dalam kerusuhan baru-baru ini, yang telah menewaskan sedikitnya 187 orang tewas.

Bakiyev digulingkan dalam pemberontakan kekerasan pada bulan April lalu dan kemudian melarikan diri dari negeri ini.

Kyrgyzstan sekarang berkabung karena banyaknya orang yang harus kehilangan nyawanya dalam bentrokan mematikan antar etnis dalam dua dekade ini.

Flags flew at half-mast, as the country began to mark three days of national mourning. Terbang bendera setengah tiang, sebagai negara mulai untuk menandai tiga hari berkabung nasional.

Kelompok hak asasi manusia telah membunyikan alarm tentang krisis kemanusiaan yang terjadi di kawasan tersebut.

Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi menyerukan masyarakat internasional untuk campur tangan, dan memberi peringatan bahwa krisis di Kyrgyzstan bisa berubah menjadi bencana kemanusiaan yang besar.

Sementara itu, bantuan internasional telah dikirim ke pengungsi yang melarikan diri dari kerusuhan kekerasan awal pekan ini.

Ketegangan terbaru ini menyusul adanya pemberontakan pada bulan April lalu yang menggulingkan mantan Presiden Bakiyev, meninggalkan situasi politik di Kyrgyzstan dalam suasana kacau. (fq/prtv)