Balada Khammer dan Harry Potter


Anak perempuan yang bernama Hermione (baca: Ermaini) itu teler. Temannya, Neville, menyiapkan botol minuman. Ron Weasley, si rambut merah, sedang mencicipi anggur memabukan. Sedangkan Harry Potter berpesta khammer dengan guru-gurunya.

Itulah salah satu gambaran yang mendominasi setiap film Harry Potter, termasuk juga rilisan terbarunya, Harry Potter and The Half Blood Prince. Alkohol menjadi pemandangan yang cukup intens. Dari satu gambar ke gambar yang lain, semua karakter di Harry Potter terlihat begitu dekat dengan minuman keras, baik para murid atau pun guru-gurunya sendiri. Ketika sedih ataupun gembira.

Film yang diangkat dari novel karya J.K. Rowling dengan judul yang sama ini memang berjalan seiring usia para pemerannya sendiri. Tidak seperti pada serial pertamanya, film (dan novel) Harry Potter ke-6 ini sama sekali bukan film keluarga. Banyak adegan percintaan yang muncul, seperti ciuman dan kehidupan dugem karakternya di pub-pub malam. Namun pemandangan minum khammer itu sangat kasar. Di film-film sebelumnya memang ada juga, namun dalam film ini, levelnya jauh meningkat.

Dalam salah satu adegan, Harry, Ron, dan Hermione pesta bir di pub, dan Hermione mengakhirinya dengan teler berat dan pulang harus dipapah oleh kedua teman laki-lakinya.

Inilah yang kini dikhawatirkan oleh para orang tua di AS dan Barat sana. Liz Perle, ibu dari dua orang anak dan pemimpin redaksi Common Sense Media yang intens membahas isi web dan film yang ditujukan untuk anak-anak, mengatakan bahwa menenggak alcohol dalam film Harry Potter begitu mekanik. Artinya disusun sedemikian rupa. “Hermione adalah seorang gadis belia yang ketat, namun ia bebas minum khammer.” Ujarnya, “Pesannya sangat jelas, khammer membuat Anda berani meletakkan tangan Anda pada lelaki yang Anda kenal.”

Orang tua lainnya juga berpikiran sama. Daniel Isaacs, seorang pelaku dalam industri iklan di New York, berkata, “Nilai-nilai universal Harry Potter bukan budaya kita. Mencoba meletakkan norma-norma AS tahun 2009 pada film sangat bodoh.”

Para pendidik mengingatkan para orang tua tentang (bahaya) edukasi alkohol dalam Hary Potter, baik film ataupun novelnya. Barat dan AS memang mempunyai perbedaan dalam urusan menenggak bir. Misalnya, Inggris membolehkan anak 18 tahun untuk minum. Tahun 2007, sebuah studi di Jerman menyatakan 5,600 remajanya kecanduan minuman akibat doktrin dari film Amerika.

Warner Brothers, yang merilis film ini, mengatakan bahwa adegan teler dalam filmnya memang mengundang banyak interpetasi. “Kami hanya mengikuti skenario yang ditulis Rowling.” Demikian pernyataannya melalui imel. Sedangkan Rowling sendiri menolak untuk berkomentar.

Alison Turner, seorang ekspatariat Inggris yang memiliki bisnis internet di Florida, AS, mengatakan, “Konteks film ini tidak nyata. Tak ada sekolah sungguhan, guru sungguhan, atau murid sungguhan. Jadi, minum bir itu juga bukan sungguhan. Saya kira, bahkan anak-anak tidak tahu apa bir itu sesungguhnya.” (sa/nyt)