Berita dan Acara Bahasa Arab, Ketakutan China Pada Timur Tengah


“Marhaban bikum,” sapa seorang presenter berita itu. Marhaban bikum kurang lebih seperti menyapa pemirsa layaknya di acara berita di seluruh dunia. Namun kata itu diucapkan oleh seorang perempuan bernama Chiang Lu, seorang China, yang membawakan acara berita di sebuah saluran teve asal Beijing.

Chiang Lu tidak mengenakan jilbab, namun ia fasih berbicara dalam bahasa Arab. Pasca kejadian Uighur, tampak sekali pemerintah China mendekati orang Islam. Salah satunya itu tadi. Beberapa pecan lalu China Central Television (CCTV) sudah mulai menayangkan berita dan acara yang berbahasa Arab, selama 24 jam.

Marc Lynch, seorang analis media Arab, merasa sketis terhadap perkembangan ini. Pertanyaan yang muncul, untuk apa China melakukan ini? Dan apakah ada orang Arab atau Islam yang bersedia menonton? Satu-satunya konsideran adalah ini merupakan sebuah rencana besar China dalam meraih simpati dunia Islam.

Kejadian Uighur belum lama ini, tampaknya membuat China ketar-ketir. Bagaimana tidak, barang-barang dan makanan asal China mengalir deras ke Arab, dan bukan tidak mungkin rasa keberpihakan penduduk Arab terhadap Muslim Uighur akan memengaruhi konsumsi mereka terhadap barang produk China.

Sejauh ini, hal ini belum terbukti. Pasalnya, saluran-saluran televisi China masih favorit di Timur Tengah. Beberapa negara menjadi mitra China. Iran misalnya, menjadi mitra kuat bagi China, sedangkan Syria menjadikan China sebagai model pertumbuhan ekonominya. Toh, di Yaman sekarang ini, sudah membatalkan semua bisnis dengan China dan mereka mulai memboikot produk asal Negara Tirai Bambu itu. (sa/anews)