Besok Umat Islam AS akan Kembali Gelar Shalat Jumat di Depan Capitol Hill

Umat Islam Amerika hari Jumat besok (15/10) berencana akan kembali melaksanakan shalat Jumat di depan Capitol Hill Washington DC, sebagai bagian dari kampanye untuk menggambarkan bahwa Islam adalah agama toleransi dan menolak kekerasan.

Direktur Eksekutif Inisiatif Islam, Abdul Malik yang organisasinya dibalik rencana penyelenggaraan shalat Jumat tersebut mengatakan: "Kami ingin menunjukkan keindahan kebebasan beragama di Amerika, dan kami ingin mendorong kaum muda Muslim untuk menolak ekstremisme, dan kami menginginkan pelaksanaan hak-hak umat Islam dijamin oleh Konstitusi AS, dan untuk menunjukkan sisi terang Islam."

Dia menjelaskan bahwa inisiatif ini berasal dari ide ketika ia melihat Presiden Barack Obama selama kampanye presidennya mendapat serangan dari lawan-lawan politiknya dan menuduh dirinya sebagai seorang Muslim seakan-akan muslim adalah ancaman untuk AS, sehingga hal ini umat Islam merasa tersinggung. Ditambahkan juga bahwa rencana ini mulai terbentuk setelah terjadi perdebatan panas tentang apa agama Obama sebenarnya.

Abdul Malik mengatakan bahwa pilihan acara pada tanggal 15 Oktober untuk melaksanakan shalat Jumat merupakan waktu yang paling sesuai ketika berbagai orang mendeskripsikan Islam dan umat Islam dengan pandangan negatif dan acara shalat Jumat yang akan berlangsung besok untuk menunjukkan ke seluruh dunia bahwa umat Islam adalah orang-orang yang cinta damai, terlepas dari kontroversi terkait rencana pembangunan masjid di dekat lokasi ground zero New York.

"Penyelenggaran shalat Jumat juga sebagai bagian dari kampanye untuk meninggalkan rasa takut dan kecemasan yang terdapat di masyarakat AS terhadap komunitas Muslim dari penyebaran Islamophobia, atau ketakutan umat Islam di Amerika atas adanya seruan pastor yang ingin membakar Alquran," kata Malik.

Abdul Malik menambahkan bahwa komunitas Muslim merupakan bagian integral dari masyarakat Amerika dan menjaga keamanan dan integritas terhadap negara adalah dua prinsip yang tidak bisa dipisahkan, merujuk pada pentingnya advokasi untuk membuka dialog dan melawan ideologi Islam radikal di bidang pendidikan moderat berdasarkan budaya toleransi.

"Ide-ide ekstremis ditolak dalam segala bentuk dan isinya dalam komunitas Muslim," kata Malik, bersamaan ia menyerukan untuk adanya keadilan bagi umat Islam yang dijamin oleh konstitusi AS.

Pada tahun lalu, acara serupa pernah dilangsungkan di depan gedung Capitol Hill dengan partisipasi lebih dari 30.000 umat Islam AS. Pihak penyelenggara berharap untuk kegiatan yang akan berlangsung besok, mampu menghadirkan partisipasi sekitar 100 ribu umat Islam.(fq/islamtoday)