Agen Intelijen MI6 "Gerilya" Bujuk Para Jenderal Gaddafi untuk Berkhianat

Agresi militer saja tidak cukup buat Barat untuk menumbangkan Pemimpin Libia Mummar Gaddafi. Di belakang layar, agen-agen intelijen Inggris MI6 bergerilya mengancam para jenderal yang setia pada Gaddafi untuk menyerah.

Situs harian Daily Mail menyebutkan, agen-agen intelijen MI6 sudah mengontak para komandan militer Libia di Tripoli, dan membujuk mereka untuk meninggalkan Gaddafi. Para agen intelijen itu mengancam, jika para komandan militer Libia itu tetap setia pada Gaddafi, akibatnya fatal.

"Jenderal, kami punya GPS yang bisa melacak kordinat pos-pos komando Anda. Alat itu diprogram ke dalam sebuah rudal Storm Shadow. Apa yang akan Anda lakukan?" demikian ancaman agen-agen intelijen MI6 pada para jenderal yang masih loyal pada Gaddafi seperti dilansir Daily Mail.

Sementara itu, para pejabat di Inggris mengatakan bahwa agen-agen intelijen mereka memiliki nomor telepon para pejabat kunci di angkatan bersenjata Libia. "Mereka akan berusaha menghubungi para pejabat kunci itu. Ini sebuah situasi dimana keberhasilan pertama akan menentukan kesuksesan selanjutnya. Begitu Anda mendapatkan superioritas dalam serangan udara, ini akan menjadi tindakan bunuh diri bagi para komandan militer Libia, jika mereka memutuskan untuk mengerahkan tank atau senjata artileri," kata seorang sumber di Inggris.

"Ini tekanan untuk mereka. Taktik ini berhasil di Irak," tukas sumber tadi.

Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Inggris Lord Dannatt juga mengkritik para jenderal Libia yang setia pada Gaddafi. "Kalau saya seorang komandan militer Libia, saya akan berpikir masak-masak soal loyalitas saya. Bagaimana loyalitas saya pada negara, pada rakyat saya? Saya pikir, yang kita harapkan adalah perubahan sikap loyal para komandan di lapangan, ketika mereka menyadari bahwa tidak ada harapan untuk menang menghadapi serangan udara pasukan internasional," papar Lord Dannatt.

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi menyebut agresi pasukan internasional ke negaranya sebagai serangan "pasukan Perang Salib". Ia bersumpah untuk melawan "pasukan Perang Salib" itu meski harus melalui perang yang panjang.

Namun, Gaddafi tidak menampakkan dirinya sejak pasukan internasional membombardir basis-basis kekuatan Gaddafi, bersamaan dengan pernyataan Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox yang membantah bahwa Gaddafi yang menjadi target utama serangan militer pasukan internasional ke Libia. (ln/DM)