Dalang Peristiwa "Black September" di Munich Wafat

Militan Palestina yang mendalangi serangan mematikan terhadap atlit Israel pada Olimpiade Munich tahun 1972 meninggal di Suriah pada Sabtu lalu, kata pejabat Palestina.

Muhammad Daud Udih, yang juga dikenal sebagai Abu Daud, meninggal di rumah sakit Andalusia di Damaskus setelah menderita gagal ginjal. Dirinya wafat dalam usia 73 tahun.

Abu Daud yang merupakan seorang mantan pemimpin kelompok gerilya Palestina "Black September", pernah mengatakan bahwa ia berencana menyandera atlit Israel di Munich- di mana akhirnya 11 orang Israel tewas dalam penyanderaan tersebut.

Namun Abu Daud sendiri – yang tidak ambil bagian dalam serangan mematikan itu – mengatakan ia tidak secara langsung bertanggung jawab atas kematian atlit Israel.

"Saya tidak membunuh siapapun dan saya tidak memberikan perintah membunuh ," kata Abu Daud kepada Reuters tahun 1999 setelah penerbitan memoar dirinya di mana ia membongkar perencanaan penculikan itu.

Abud Daud dimakamkan pada hari Sabtu di Pemakaman Syuhada di kamp pengungsi Palestina Yarmuk di dekat Damaskus. Pemakamannya dihadiri oleh para pejabat dari berbagai kelompok Palestina, termasuk pimpinan faksi Fatah Presiden Mahmoud Abbas.

Insiden "Black September"

Pada tanggal 5 September 1972, delapan orang bersenjata masuk ke pagar perimeter sekitar perkampungan atlet Olimpiade, mereka membawa senjata yang tersembunyi di dalam tas olahraga di tengah suasana keamanan yang lengang.

Dalam waktu 24 jam, 11 warga Israel, lima warga Palestina dan seorang polisi Jerman tewas setelah adanya kebuntuan dalam upaya penyelamatan yang berakhir dengan aksi tembak menembak.

Abu Daud mengatakan dalam bukunya bahwa para gerilyawan membunuh dua orang Israel pada awal operasi karena mereka menolak kooperatif sewaktu pasukan komando menyerbu mereka di tempat mereka tinggal selama Olimpiade.

Perdana Menteri Israel pada waktu itu, Golda Meir marah besar akan rencana para gerilyawan dan menolak tawaran mereka untuk membebaskan para sandera dengan imbalan pembebasan 236 orang Palestina yang ditahan oleh Israel.

Kemudian, Abu Daud mengatakan, polisi Jerman datang dan melakukan penembakan kearah para gerilyawan dan sandera mereka di bandara setelah berjanji untuk membiarkan mereka pergi. Ketika asap hitam yang ditembakkan polisi hilang, sembilan sandera dan lima gerilyawan ditemukan mati di aspal bandara.

Abu Daud mentakan bahwa dirinya menyesal bahwa warga Palestina telah menempuh aksi kekerasan karena pembunuhan itu menjadi bumerang, membuat kemarahan publik daripada simpati untuk perjuangan Palestina.

Setelah penerbitan bukunya Israel menolak untuk mengizinkan Abu Daud masuk ke Palestina dan mengusirnye ke wilayah di Tepi Barat dari Yordania, sebuah keputusan yang dipersengketakan.

"Keputusan (Israel) menlak saya kembali dihubungkan dengan sebuah peristiwa yang telah terjadi 27 tahun yang lalu, dalam operasi Munich, yang kami dianggap sebagai perjuangan yang sah melawan musuh di mana kami sedang berjuang melawan Israel," katanya kepada Reuters di Amman

Abu Daud telah berulang kali menegaskan bahwa serangan Munich adalah bukan aksi teroris.

"Tujuan kami bukan sipil. Kami menargetkan atlet yang pada kenyataannya adalah prajurit dan tentara Israel," katanya.

"Setiap orang di Israel adalah tentara cadangan," katanya dalam sebuah wawancara.(fq/aby)