Demo Anti Pemerintah di Yaman Juga Berakhir Rusuh

Lima pengunjuk rasa anti-pemerintah terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di provinsi selatan Yaman Shabwa.

Puluhan orang, di antaranya tokoh oposisi terkemuka, juga telah ditangkap, seorang anggota dewan lokal mengatakan kepada Xinhua pada hari Rabu kemarin (26/1) pada kondisi anonimitas.

Bentrokan meletus ketika tentara mencoba membubarkan ratusan demonstran yang, diilhami oleh revolusi bergaya Tunisiaa, telah berkumpul di pusat kota Atak, ibukota provinsi Shabwa.

"Sejumlah besar pasukan tentara telah memblokir jalan utama Atak setelah cabang-cabang lokal dari koalisi oposisi yang menyerukan aksi demo Selasa lalu melakukan aksi unjuk rasa pada hari Rabu kemarin (26/1)," kata anggota dewan tersebut.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang kebijakan politik dan ekonomi pemerintah dan menyerukan Presiden Ali Abdullah Saleh untuk mundur.

Khawatir bentrokan berujung kekerasan, beberapa tentara keamanan diperkuat di sekitar fasilitas pemerintah Rabu kemarin, kata pejabat keamanan provinsi.

Demonstrasi anti-pemerintah telah berlangsung selama sembilan hari terakhir setelah revolusi di Tunisia yang berakhir lebih dari dua dekade Presiden Zine El Abidine Ben Ali, mengirimkan gelombang kejutan di seluruh negara Arab dan Afrika Utara.

Sementara itu, puluhan demonstran anti-pemerintah, termasuk mahasiswa, berkumpul di luar Universitas Sana’a pada Rabu ekmarin, membawa spanduk dan meneriakkan slogan menuntut presiden lama yangs edang menjabat untuk turun dan meninggalkan negara tersebut.

Saleh memerintah Yaman dengan tangan besi selama 32 tahun. Dia baru-baru ini mengumumkan di TV menyatakan bahwa ia akan mundur setelah masa jabatan kedua presiden berakhir pada tahun 2013.(fq/prtv)