Dewan Keamanan PBB Mengecam Tindakan Israel

Pemerintah Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benyamin Netanyahu tetap menolak bahwa kapal Mavi Marmara adalah kapal yang membawa misi kemanusiaan. Israel menuduh kapal Mavi Maramara yang di dalam para aktivis itu dalam rangka kampanye anti Israel.

Dewan Keamana PBB atas permintaan Turki telah melakukan pertemuan darurat yang membahas tindakan Israel yang menyerbu kapal Mavi Marmara, yang mengakibatkan 20 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, Menlu Turki Ahmed Davutoglu mengatakan, "Tidak ada negara berada diatas hukum", tegasnya, mengawali pertemuannya di Dewan Keamanan di New York. "Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukannya", tambah Davutoglu.

Lebih lanjut, Davutoglu menuduh Israel telah membajak kapal Marvi Marmara, dan melakukan pembunuhan atas nama negara, ujar Menlu Davutoglu. Turki ikut membantu kapal yang membawa misi kemanusiaan, yang akan membantu rakyat Gaza, yang telah diblokade Israel selama empat tahun itu. Misi kemanusiaan itu juga bertujuan untuk membuka blokade terhadap rakyat Gaza. Rombongan misi kemanusiaan itu membawa bantuan obat-obatan dan bangunan yang akan digunakan untuk membangun kembali Gaza, yang hancur agresi militer Israel Desember 2008 lalu.

Sebelum pertemuan, Duta Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk membentuk tim independen yang akan melakukan investigasi peristiwa itu. Mark Lyall Grant, Duta Besar Inggris untuk PBB, menyerukan agar Israel mengakhiri blokade atas Gaza, dan melakukan investigasi sepenuhnya untuk mempelajari peristiwa serangan atas kapal Mavi Marmara.

"Israel untuk tidak mendua atas peristiwa itu, dan Israel mengikuti perjanjian internasional", tambah Grant. "Israel harus bertanggung jawab atas tewasnya sejumlah aktivis yang ada dalam kapal itu, dan mengapa kematian bisa begitu banyak", tambah Grant. Langkah blokade yang dilakukan Israel itu sangat tidak produktif.

Wakil tetap AS di Dewan Keamanan PBB, Alejandro Wolf, bantuan kemanusiaan dapat ke Gaza dengan mekanisme yang diatus dalam hukum internasional, jika Israel tetap melakukan blokade, ujarnya.

Saat sekarang ini seluruh penumpang Marvi Marmara, berada dalam tahanan Israel, dan mendapatkan interogasi, dan kemungkinan mereka para aktivis itu akan di deportasi ke negara masing-masing. Sebagian mereka yang telah tewas dan mengalami luka-luka, berlangsung negosiasi dengan pihak departemen luar negeri Israel. (m/cnn)