Di Libya, Hafizh Qur'an Sederajat Sarjana

Sedikit yang tahu jika Libya sebenarnya memiliki jutaan orang yang hapal (hafizh) kitab suci al-Qur’an. Seperlima dari jumlah penduduk negeri Moammar Qadzafi itu ditaksir hapal al-Qur’an di luar kepala. Pihak pemerintahan Libya pun "memuliakan" para hafizh ini dengan menyetarakan mereka dengan lulusan perguruan tinggi atau sarjana.

Banyaknya para hafizh al-Qur’an ini tak lepas dari peran pesantren-pesantren lokal, semisal Zawiyah, Khalawi, dan Kuttab, yang banyak tersebar di hampir seluruh wilayah Libya, baik di kota atau pun desa-desa, bahkan hingga di pelosok.

Sekretaris Jenderal Universitas Dakwah Islam Internasional Libya, Prof. Dr. Muhammad Ahmad as-Syarif menyatakan, dari 5 juta total penduduk Libya, hampir seperlimanya hafal al-Qur’an.

"Lembaga-lembaga pendidikan keagamaan tradisional di Libya setiap tahunnya banyak melahirkan para penghapal al-Qur’an. Jumlahnya jutaan. Itu belum termasuk yang hanya hafal setengah al-Qur’an atau seperempatnya," terang as-Syarif.

Hal yang menjadikan para hafizh al-Qur’an di Libya berbeda dari negara lainnya adalah bentuk apresiasi dan pemuliaan dari pihak pemerintahannya. Para hafizh al-Qur’an itu disetarakan derajat akademiknya dengan para lulusan perguruan tinggi.

"Dalam masalah pekerjaan, derajat mereka sama dengan para sarjana, meskipun umurnya belum genap 16 tahun. Mereka dapat upah kerja yang setara dengan upah para sarjana," kata as-Syarif.

Diakui oleh as-Syarif, inisiatif dan kebijakan pemerintahan Libya untuk memberikan honor yang tinggi kepada para hafizh al-Qur’an itu datang dari Pemimpin Revolusi dan Presiden Libya sendiri, Moammar al-Qadzafi. (L2/iol)