Hindari Jeratan Hukum, Bos Blackwater Berencana Kabur ke Emirat Arab

Erick Prince, pendiri dan pemilik perusahaan jasa militer swasta Blackwater diberitakan bakal kabur ke Uni Emirat Arab untuk menghindari tuntutan hukum di negaranya, AS. Prince memilih Uni Ermirat Arab karena negara Teluk itu tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS.

Laporan wartawan independen, Jeremy Scahill, mengutip tiga orang sumber yang dekat dengan Blackwater dan Prince mengatakan bahwa Prince berencana "pindah" ke luar negeri karena makin banyaknya persoalan hukum yang membelit Blackwater. Lima orang deputi Prince, misalnya, dikenai dakwaan kasus senjata bulan April kemarin.

"Lima orang tangan kanan Prince sekarang sedang menghadapi 15 dakwaan pengadilan, termasuk dakwaan bahwa mereka telah memberi uang suap pada sejumlah pejabat pemerintah Yordania, menyembunyikan persenjataan dari tim penyelidik, berkonspirasi untuk mempengaruhi penyelidikan kepemilikan senjata-senjata otomatis yang ditimbun di basis militer Blackwater di Moyock, Carolina Utara," kata Scahill, penulis buku "Blackwater: The Rise of the World’s Most Powerful Mercenary Army."

Tapi, menurut Scahill, ada indikasi bahwa kasus kelima petinggi Blackwater itu akan dibuat sedemikian rupa sehingga apa yang dilakukan oleh mereka seolah-olah atas pengarahan dari lembaga pemerintahan AS.

Selain kasus tersebut, belum lama ini, Departemen Kehakiman AS menyatakan sudah cukup bukti untuk membawa lima tentara bayaran Blackwater ke pengadilan dalam kasus pembantaian di alun-alun Nisoor, Baghdad pada tahun 2007.

Pekan kemarin, Prince mengumumkan akan menjual perusahaannya karena ia tidak tahan lagi dengan kritikan yang bertubi-tubi yang diarahkan ke perusahaannya. Namun juru bicara Blackwater menolak untuk membantah atau mengiyakan informasi tentang rencana Prince "pindah" ke luar AS.

Scahill mengatakan, Prince tahu bahwa kemungkinan besar ia akan menjadi target penyelidikan dan berpeluang besar juga dikenai dakwaan untuk sejumlah tindak kriminal mulai dari penyelundupan senjata–berdasarkan pengakuan di atas sumpah para mantan tentara bayaran Blackwater bulan Agustus lalu–sampai tuduhan keterlibatan Prince dalam kasus pembunuhan dan tuduhan bahwa ia memberikan fasilitas dalam kasus pembunuhan sejumlah orang yang bekerja sama dengan tim penyelidik federal yang menangani kasus Blackwater.

Blackwater adalah salah satu perusahaan jasa militer swasta yang disewa pemerintah AS untuk memberikan pengamanan terhadap kepentingan-kepentingan AS dalam perangnya di Irak. Nama Blackwater identik dengan berbagai kasus kejahatan dan pembunuhan yang dilakukan para tentara bayarannya terhadap warga sipil di Irak. Blackwater juga diduga terlibat dalam serangan-serangan pesawat tanpa awak ke wilayah Pakistan yang menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil di negara itu. (ln/mol)