Israel Akan Kembali Ulang Serangan Seperti Mavi Marmara ke Kapal Libya?

Israel bersiap-siap untuk menggunakan kekuatan militer terhadap sebuah kapal bantuan yang menuju Gaza di tengah maraknya kecaman dunia internasional atas serangan pada tanggal 31 Mei lalu terhadap sebuah konvoi kapal kemanusiaan sipil yang menuju wilayah diblokade gaza.

Kapal bantuan berbendera Moldova bernama Amalthea, diselenggarakan oleh lembaga kemanusiaan Libya Gaddafi International Charity dan Development Association telah berlayar dari pelabuhan Yunani Lavrio dan diharapkan mendekat ke pantai Gaza Selasa malam ini (13/7).

Surat kabar Israel Ha’aretz mengutip sumber-sumber militer dalam sebuah laporan hari Selasa (13/7) di website mereka yang mengatakan bahwa komando angkatan laut Israel sedang mempersiapkan sebuah intersepsi kuat terhadap kapal bantuan Libya ini.

Laporan ini datang sehari setelah The Jerusalem Post mengutip sumber kementerian pertahanan Israel yang mengatakan bahwa Israel telah menempatkan angkatan laut dalam kondisi siaga tinggi dalam kasus ini dan mereka akan melakukan apapun untuk mencegah kapal Amalthea masuk ke Gaza.

Tel Aviv mengatakan kapal-kapal yang mencoba masuk ke Gaza akan menerima konsekuensi serius – terkait apa yang mereka sebut sebagai mengganggu keamanan Israel – dan Israel mengancam akan menyerang kapal bantuan sipil.

Pernyataan Tel Aviv ini dianggap sebagai tamparan ke wajah masyarakat global yang telah gagal untuk mendorong adanya penyelidikan internasional dalam serangan mematikan Israel ke kapal Mavi Marmara di perairan internasional yang menyebabkan kematian sembilan warga sipil Turki yang berada di atas kapal bantuan tersebut.

Dalam menghadapi ancaman Israel, lembaga amal Libya pada hari Senin kemarin (12/7) mengatakan bahwa konvoi bantuan sipil mereka tidak terkejut atas ancaman Israel tersebut dan mereka tetap bertekad untuk mematahkan pengepungan Tel Aviv di jalur Gaza.

"Anggota Tim lembaga kemanusiaan yang ada di kapal mengatakan moral mereka sangat tinggi dan mereka telah mempersiapkan diri untuk memasuki Gaza pada hari Rabu mendatang," kata lembaga kemanusiaan Libya yang berbasis di Tripoli di dalam website mereka pada hari Senin kemarin.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak sebelumnya telah menyatakan bahwa tawaran kemanusiaan Libya yang menuju Gaza sebagai "provokasi yang tidak perlu," dan ia mendesak pihak penyelenggara untuk membiarkan kapal mereka dikawal oleh kapal angkatan laut ke pelabuhan Asdod (di Israel) atau berlayar langsung ke pelabuhan al-Arish di Mesir di dekat perbatasan dengan Gaza.

"Kami hanya memiliki makanan, obat-obatan dan aktivis kemanusiaan di atas kapal," kata Mashallah Zwei, seorang wakil untuk lembaga amal Libya yang menyertai misi.

"Orang-orang Israel dapat memeriksa kapal kami dan jika mereka memiliki rasa kemanusiaan mereka akan membiarkan kami membongkar bantuan kemanusiaan kami di Gaza," katanya, sembari menyerukan tekanan internasional terhadap rezim Israel untuk tidak mengganggu kapal bantuan kemanusiaan mereka.

Zwei juga sebelumnya menjelaskan bahwa organisasi mereka tidak mencari jalan "konfrontasi atau berusaha melakukan provokasi."(fq/prtv)