Israel Lontarkan Ide Penempatan "Tim Internasional" di Perbatasan Gaza

Deputi Menteri Luar Negeri Israel, Dani Ayalon melontarkan wacana tentang penempatan tim pengawas internasional yang akan memantau perbatasan-perbatasan di Jalur Gaza yang selama ini dikuasasi oleh militer Zionis Israel. Tim internasional itu, kata Ayalon akan membantu mengawasi barang-barang bantuan kemanusiaan yang akan masuk ke Gaza.

Ayalon mengungkapkan hal tersebut usai pertemuannya dengan para pejabat pemerintahan Perancis di Paris dan mengatakan bahwa Israel kemungkinan akan menerima opsi penempatan tim internasional di perbatasan Israel-Jalur Gaza.

Sementara itu, dalam wawancara dengan Radio Israel ia mengatakan, bahwa keputusan Israel untuk "melonggarkan blokade di Jalur Gaza" untuk lebih menguatkan sikap Israel untuk menolak pengiriman bantuan lewat laut. Ayalon menyebut kapal-kapal yang membawa bantuan ke Gaza lewat laut, sebagai pelanggaran hukum internasional. Meski faktanya, Israellah yang melanggar hukum karena menyerang kapal misi kemanusiaan pada saat masih berada di perairan internasional.

Ditanya soal tuntutan negara Turki terhadap Israel, Ayalon juga mengatakan bahwa Israel kemungkinan tidak akan memenuhi tuntutan Turki, terutaman tuntutan agar Israel mau bersikap kooperatif terhadap ide pembentukan komite penyelidik internasional dalam kasus serangan Israel ke kapal rombongan "Freedom Flotilla" akhir Meri kemarin. Ayalon malah menilai tuntutan yang diajukan Turki membuktikan bahwa "Turki punya niat tidak baik" pada Israel.

Selain menuntut penyelidikan internasional, Turki juga menuntut agar Israel minta maaf, memberikan kompensasi pada keluarga korban dan mengembaliki kapal-kapal Freedom Flotilla yang disita Israel. Turki menegaskan tidak akan menempatkan kembali duta besarnya di Tel Aviv, jika Israel tidak mau menyetujui pembentukan komite penyelidikan internasional atas serangan pasukan Zionis Israel ke kapal pembawa misi kemanusiaan Mavi Marmara.

Turki sudah mengancam akan menghentikan segala bentuk hubungan diplomatik, kerjasama militer dan perdagangan dengan Israel, jika rezim Zionis itu tidak merespon tuntutan Turki. (ln/imemc)