Jerman, Sekarang Jadi Surga Bagi Yahudi Israel

Sebelum Adolf Hitler berkuasa di Jerman, kota Berlin memiliki populasi Yahudi yang cukup besar, sekitar 170.000 jiwa dan banyak dari Yahudi itu yang berprofesi sebagai pengacara, dokter, intelektual dan seniman. Komunitas Yahudi di Jerman mengalami kehancuran ketika Hitler dan Nazinya memegang tampuk kekuasaan di Jerman pada tahun 1933 dan mulai memburu serta membunuh kaum Yahudi.

Usai Perang Dunia II sampai berdirinya negara ilegal Israel tahun 1948, kaum Yahudi yang selamat dari kejaran Nazi masih trauma dengan tragedi yang mereka klaim sebagai holocaust dan masih enggan untuk tinggal di Jerman. Tapi setelah berpuluh tahun kemudian, Jerman kembali menjadi salah satu tempat yang paling menarik bagi banyak kaum Yahudi Israel untuk menetap. Mereka memanfaatkan undang-undang yang diberlakukan pemerintah Jerman, yang memberikan kemudahan bagi para keturunan Yahudi untuk mendapatkan status kewarganegaraan Jerman.

"Sekarang, Jerman menjadi surga yang damai bagi para keturunan dari mereka (Yahudi) yang dulu meninggalkan negara ini karena berada dalam bahaya. Fakta bahwa orang-orang Yahudi kembali lagi ke Jerman merupakan pernyataan bahwa mereka sudah diterima kembali," kata Ilan Weiss, Yahudi Jerman yang pindah ke Israel 20 tahun yang lalu.

Pada tahun 2008, Yahudi Israel yang mendapatkan status kewarganegaraan Jerman lewat proses naturalisasi berjumlah 2.000 orang. Menurut data kedutaan besar Israel di Jerman, di kota Berlin saja, saat ini terdapat 13.000 warga Israel. Kebanyakan dari mereka adalah Yahudi Jerman yang dicabut kewarganegaraannya pada masa Nazi Jerman.

Weiss, yang kini berusia 60 tahun dan tinggal di sebuah apartemen di Berlin mengatakan bahwa kaum Yahudi Israel yang kembali ke Jerman beberapa tahun belakangan ini, meninggalkan Israel karena merasa tidak nyaman tinggal di negara ilegal itu akibat konflik yang terus berlanjut. Diantara mereka kebanyakan anak-anak muda Yahudi yang merasa ingin kembali ke asal mereka dan lebih tertarik dengan kehidupan kota metropolis di Jerman.

"Anak-anak muda Yahudi Israel lebih mudah untuk menetap di Jerman dibandingkan orang-orang tua mereka dahulu. Hanya sedikit dari mereka yang terpengaruh dengan tragedi holocaust, meski mereka mempelajarinya di bangku sekolah," kata Weiss.

Avi Efron-Levi, pengelola situs komunitas Yahudi di Jerman menambahkan, "Anda tidak bisa terpaku selamanya pada tragedi kekerasan. Saya punya banyak hal yang bisa dilakukan di sini daripada memikirkan masa lalu. Saya ingin mencapai sesuatu di sini," ujarnya. (ln/mol)