Agen-Agen CIA di Afghanistan Tewas Oleh Serangan Bunuh Diri

Delapan warga AS menjadi korban serangan bunuh diri di basis militer AS yang terletak di provinsi Khost, tenggara Afghanistan. Dari delapan warga AS yang tewas itu, beberapa diantaranya adalah agen CIA.

Pejabat AS di Kabul dan Jubir Kementerian Luar Negeri AS, Ian Kelly hari Rabu (30/12) membenarkan terjadinya insiden itu. "Kami membenarkan telah terjadi ledakan di provinsi Khost dan delapan orang Amerika tewas," kata mereka.

Pihak AS tidak memberikan detil para korban apakah semuanya warga sipil atau tentara AS. Namun sejumlah laporan menyebutkan, diantara korban tewas adalah agen-agen CIA.

Washington Post dalam laporannya mengatakan basis militer AS di Afghanistan "Forward Operating Base Chapman" yang digunakan oleh para agen mata-mata AS, menjadi sasaran serangan bom bunuh diri hari Rabu kemarin dan sumber-sumber di AS membenarkan bahwa delapan orang yang tewas dan luka-luka dalam serangan itu besar kemungkinan adalah para pegawai CIA dan kontraktor AS.

Serangan bom kemarin merupakan serangan yang menimbulkan korban yang paling besar di kalangan personel intelejen AS dibandingkan serangan-serangan lainnya sejak invasi AS ke Afghanistan. Selama tahun 2009 saja, jumlah pasukan asing yang tewas di Afghanistan mencapai 506 orang, 310 diantaranya adalah tentara AS.

Serangan bom bunuh diri kamp militer AS di provinsi Khost kemarin, bersamaan dengan aksi protes rakyat Afghanistan di beberapa kota atas operasi militer yang dilakukan pasukan internasional di pedalaman provinsi Kunar, dekat perbatasan dengan Pakistan, hari Minggu lalu. Dalam operasi tersebut, pasukan asing itu membunuh 10 warga sipil termasuk anak-anak sekolah.

Sekitar 200 mahasiswa di Jalalabad melakukan long march, memprotes serangan pasukan asing itu dan menuntut agar pelakunya diadili. Sementara di kota Kabul, ratusan orang juga menggelar aksi serupa dan mendesak AS untuk segera menarik pasukannya dari Afghanistan.

"Obama ! Bawa tentara-tentaramu keluar Afghanistan!" teriak para pengunjuk rasa yang menggunakan ikat kepala berwarna biri bertuliskan "Berhentilah Membunuh Kami!"

Pasukan NATO di Afghanistan membantah telah membunuh warga sipil dalam operas militer yang dilakukan hari Minggu lalu. Seorang pejabat senior NATO mengatakan bahwa yang terlibat dalam operasi militer tersebut bukan pasukan NATO tapi pasukan khusus AS.

Menurut, Juru Bicara International Security Assistance Force (Isaf) yang berada dibawah komando NATO, Kolonel Wayne Shanks, operasi militer di Kunar adalah operasi gabungan tentara Afghanistan dan pasukan asing. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden di Kunar. (ln/prtv/aljz)