Kampanye Saya Seorang Muslim Dan Saya Bukan Teroris Shah Rukh Khan

Kebebasan berbicara di India selalu menjadi suatu masalah rumit. Hukum India memberikan hak berbicara untuk semua orang, tapi buku, drama, film dan bentuk-bentuk ungkapan lainnya diblokir atau disensor. Tokoh populer juga tidak terhindar. Jika seseorang membuat pernyataan yang kontroversial, ia akan menuai reaksi, bahkan jika itu adalah seorang Badshah (superstar) Bollywood, Shah Rukh Khan.

Dua minggu terakhir, India bergolak untuk sang superstar. Khan, yang juga memiliki tim kriket Liga Premier di India Kolkata Knight Riders, berkomentar bahwa pemain Muslim Pakistan boleh bermain di turnamen pro India.

Sayap kanan partai politik Shiv Sena segera mengangkat senjata. Pemimpin partai Bal Thackeray, menyebutnya pengkhianat. Melalui surat kabar partainya Saamna, ia berkata bahwa Khan harus dijadikan tersangka, segera ditangkap.

Demonstrasi diadakan di luar rumah Khan dan stupa-nya dibakar. Amir Khan, superstar Bollywood yang merupakan karib Khan dan mendukung rekannya, juga terkena api. Shiv Sena kemudian mengumumkan mereka tidak akan membiarkan film terbaru Khan, My Name is Khan (MNIK), akan diputar di Mumbai, kecuali dia meminta maaf.

Khan menolak. "Saya tidak melihat apa masalahnya," katanya pada konferensi pers di London pekan lalu. "Apakah saya harus menarik kembali bahwa saya ini orang India tapi saya tidak ingin ada yang datang ke negara saya? Apakah saya salah mengatakan apa yang ayah saya perjuangkan dan anak-anak juga belajar yang salah?"

Olahraga dan seni kreatif idealnya tanpa batas-batas wilayah. Cricket di India dianggap sebagai agama, dan politik telah merusak hubungan itu. Namun, sepertinya politik saja tidaklah cukup, karena sentimen terhadap Islam dalam kasus ini sangatlah besar. Sialnya Sharukh Khan adalah bukan karena hanya ucapannya, tapi karena film India terbarunya itu benar-benar film luar biasa yang menjawab bahkan kepada AS sekalipun tentang seorang Muslim: Nama saya Khan, dan saya bukan teroris! (sa/od)