Kehidupan Otokrat Saudi, Raja Abdullah Menjelang Bangkrut

Dengan cadangan minyak yang besar, yang lebih lebih 25 persen dari cadangan minyak dunia, kekayaannya Raja Abdullah terus bertambah. Sekarang kekayaan Abdullah mencapai $ 20 miliar dolar lebih. Ini sungguh sangat fantastik. Tidak ada kekayaan yang dimiliki penguasa di muka jagad ini, sekaya Raja Abdullah.

Raja Abdullah merupakan sekutu utama AS, sejak zaman "bahuela" yang tidak pernah putus-putus. Poros Riyad – Washington sepertinya menjadi abadi. Setiap penguasa di Washington DC mesti mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Riyad. Setiap penguasa Gedung Putih yang baru, pasti perhatian utamanya, pasti ke Riyad. Karena hanya Saudi yang bisa menyediakan kebutuhan minyak bagi industri Amerika Serikat.

Sementara itu, Raja Abdullah diperkirakan memiliki sanak famili dan keturunan jumlahnya mencapai lebih 7.000. Mereka menikmati kehidupan yang tanpa batas. Dengan kekayaan yang terus bertambah,  sekarang saja jumlahnya sudah mencapai $ 20 miliar dolar, dan akan terus bertambah, bersamaan dengan harga minyak mentah yang terus meningkat, maka keluarga Raja Abdullah adalah benar-benar tanpa batas hidupnya.

Sekalipun demikian, kekayaan yang luar biasa banyaknya itu, yang ditaksir melebihi $ 20 miliar itu, mulai menyusut dengan drastis, karena digerogoti oleh para "Pangeran", untuk menutupi gaya hidup mereka. Mereka membeli "castil-castil" yang mewah di Eropa, dan berbagai aktivitas bisnis mereka, yang menyebar di seluruh dunia. Mereka tak sedikit yang ikut bermain di bursa-bursa saham, yang mengempeskan kekayaan mereka. Ini semua akan mempunyai dampak terhadap kekuasaan kerajaan yang sudah mulai letih, akibat sikap mereka yang sudah jauh dari Islam.

Tentu, yang sulit dipahami dengan kekayaan yang begitu melimpah, ada 1 diantara 7 penduduknya yang tidak dapat membaca alias buta huruf. Sensor di negeri diberlakukan dengan keras. Mengkritik Raja akan berurusan dengan polisi. Pasti akan masuk penjara. Kekuasaan Raja Abdullah betul-betul absolut. Hanya bisa diganti, bila Raja Abdullah mati.

Keluarga Raja Abdullah menikmati kekuasaan mutlak yang sudah berlangsung selama 100 tahun. Semua tidak melalui pemilihan. Partai politik tidak diperbolehkan alias haram. Kekuatan yang kritis dengan Raja harus pergi dari Saudi. Mereka mengasingkan diri di pengasingan Eropa. Meskipun, kelompok-kelompok yang oposisi dengan kerajaan terus meningkat, dan mereka membangun kekuatan di dalam dan luar negeri.

Raja Abdullah sejajar dengan otokrat lainnya di kawasan itu. Raja Abdullah memberi tempat yang nyaman bagi para diktator yang korup dan menindas rakyatnya. Maka, banyak para diktator dan otokrat yang menghabiskan masa tuanya, menjelang kematiannya di Saudi. Mereka menunggu kematian sambil bertobat di Masjidi Haram di Makkah.

Raja Abdullah dengan sangat murah hati menyambut mantan diktator Tunisia Zine el Abidine Ben Ali, dan memberikan perlindungan dan tempat yang nyaman bagi dia dan keluarganya. Raja Abdullah memberikan dukungan kepada penjahat Mesir Hosni Mubarak, menjelang akhir kekausaannya, dan kemudian penguasa yang sangat jahat itu terlempar dari kekuasaannya. Di saat-saat yang kritis dengan terang-terangan Raja Abdullah membela Mubarok.

Timur Tengah terus berkecamuk. Mubarak sudah minggat, dan menjelang ajal. Akan menyusul pengusasa diktator Yaman Ali Abdullah Saleh, yang sekarang "mangkal’ di Saudi, yang selamat dari pembunuhan. Sementara itu, Bashar al Assad, juga menunggu giliran yang akan menentukan nasibnya terdepak dari kekuasaannya. Raja Abdullah dari Yordania sekarang terus menghadapi hantaman rakyatnya yang menginginkan perubahan.

Inilah fragmen kehidupan para penguasa Arab,yang menjadi sekutu "dajjal" Amerika Serikat yang bertahun-tahun membunuhi dan menindas rakyatnya. Sekarang mereka dalam mimpi buruk, dan nasibnya tidak lama akan terjungkal. Mereka para kolaborator Yahudi dan Nasrani itu, pasti akan tumbang. (mh/tm)