Kelompok Yahudi Menentang Pembangunan Masjid di Ground Zero

Kelompok hak-hak sipil terkemuka Yahudi di Amerika Serikat melakukan perlawanan terhadap rencana pembanguan masjid dan pusat komunitas Islam di dekat ground zero, sembari mengatakan bahwa diperlukan informasi lain tentang pendanaan untuk proyek tersebut dan lokasi pembangunan kontraproduktif untuk proses penyembuhan bagi para korban peristiwa 9/11.

Liga Anti-Fitnah (Anti-Defamation League/ADL) mengatakan bahwa mereka menolak setiap oposisi terhadap pembangunan masjid berdasarkan kefanatikan dan mengakui bahwa kelompok di balik rencana tersebut, Cordoba Initiative, memiliki hak hukum untuk membangun masjid di dekat Ground Zero.

Namun ADL mengatakan ada beberapa pertanyaan yang sah yang telah dibangkitkan, termasuk terkait tentang pendanaan dan hubungan kelompok yang membangun masjid dengan ideologi kelompok yang berdiri bertentangan dengan nilai-nilai bersama AS.

"Pada akhirnya ini bukan soal hak, tetapi pertanyaan tentang apa yang benar," kata ADL dalam sebuah pernyataan.

"Dalam penilaian kami, membangun Islamic Center di bawah bayang-bayang World Trade Center akan menyebabkan beberapa korban akan menjadi lebih menderita – pembangunan itu tidak perlu – dan hal itu tidak benar."

ADL, salah satu kelompok yang paling menonjol dalam kehidupan Yahudi Amerika, dikenal sebagai kelompok untuk advokasi kebebasan beragama dan kerukunan antar-agama. Posisi mereka terhadap pembangunan masjid itu bertemu dengan kejutan dan kutukan oleh beberapa kelompok.

Jeremy Ben-Ami, kepala J Street, kelompok garis lunak pro- Israel, mengatakan ia berharap ADL berada di garis terdepan dalam membela kebebasan minoritas agama, daripada mempermasalahkan penyandang dana dan ketakutan yang tidak beralasan terhadap pembangunan pusat Islam di ground zero.

Welton Gaddy, kepala Aliansi Antar Agama, sebuah kelompok advokasi Washington, mengatakan bahwa dia membaca pernyataan ADL dengan penuh rasa kekecewaan.

"Sebagai organisasi yang selama hampir 100 tahun telah membantu menetapkan standar untuk memerangi pencemaran nama baik dan mengamankan keadilan dan perlakuan yang adil untuk semua, sangat mengecewakan melihat ADL sampai pada kesimpulan ini," kata Gaddy.

Council on American-Islamic Relations, sebuah kelompok hak-hak sipil Muslim, mendesak ADL untuk menarik kembali pernyataannya.

Namun Abraham Foxman, direktur nasional ADL, mempertahankan posisinya.

Dalam sebuah wawancara telepon, dia membandingkan ide pembangunan sebuah masjid dekat ground zero dengan Katolik Roma biarawati Karmel yang memiliki biara di kamp kematian Auschwitz. Pada tahun 1993, Paus Yohanes Paulus II menanggapi protes Yahudi dengan memerintahkan para biarawati untuk pindah.

"Kami mengatakan jika tujuan Anda adalah untuk menyembuhkan perbedaan, itu tempat yang salah," kata Foxman. "Jangan lakukan itu. Itu simbolisme yang salah.."

Pada peristiwa serangan 9/11 menurut laporan hampir semua pekerja Yahudi yang ada di gedung WTC ‘meliburkan’ diri. Sebagian kalangan menilai hal tersebut sebagai salah satu bukti bahwa Yahudi turut berperan dalam peristiwa 9/11.(fq/ynet)