Muslim Inggris di Tengah Kerusuhan London

Meski kerap menjadi target kecurigaan, komunitas Muslim di Inggris menunjukkan keberanian mereka menghadapi para perusuh saat terjadi kekacauan di kota London yang terjadi sejak hari Minggu (7/8), yang meluas ke kota-kota lainnya antara lain Birmingham, Liverpool, dan Bristol.

Bersama warga setempat, komunitas Muslim yang kebanyak keturunan Turki dan Kurdi, menghalau para perusuh yang membawa alat pemukul dan senjata tajam, yang ingin merusak toko-toko, bank, masjid dan mencoba masuk ke kawasan pemukiman mereka.

Saat terjadi aksi bakar-bakaran dan bentrokan antara perusuh dan aparat kepolisian pada Senin malam, para jamaah Masjid Whitechapel beramai-ramai mengusir para perusuh dengan membentuk garda keamanan untuk mencegah para perusuh masuk ke dalam lingkungan masjid.

Ratusan Muslim dari kawasan Tower Hamlets dan sekitarnya, yang baru saja menyelesaikan salat di Masjid Eas London juga mengamankan lingkungan mereka ketika para perusuh mulai memasuki kawasan itu. Anak-anak dan kaum perempuan diminta untuk kembali ke dalam masjid, sementara jamaah laki-laki berhadapan dengan para perusuh dan mencoba menghalau mereka.

Ketua bidang komunikasi Masjid Whitechapel Salman Farsi yang menyaksikan peristiwa malam itu mengungkapkan, "Para jamaah mengusir para perusuh. Terdengar teriakan-teriakan, sebuah bom molotov dilemparkan ke arah masjid dan situasinya sangat tegang."

"Para jamaah juga mencoba menenangkan jamaah lainnya dan membawa mereka kembali ke dalam masjid. Kami menghimbau anak-anak muda Muslim untuk menghindar dari kerusuhan dan langsung pulang ke rumah usai salat," ujar Farsi.

Kawasan Whitechapel Road adalah kawasan yang mengalami kerusakan paling parah akibat kerusuhan itu. Toko-toko di dijarah dan kaca-kaca jendela pecah. Lima anggota polisi Tower Hamlets dilaporkan luka-luka dalam kerusuhan yang pecah pada pukul 10.00 malam itu.

Komunitas Muslim Bengali di Whitechapel bahkan ikut menghalau para perusuh sampai East London. "Dalam 10 menit, berkumpul sekira 1.500 orang di jalan, mereka muslim asal Asia dan Somalia. Kami menghalau para perusuh yang berusaha menerobos masuk masjid dan gedung Islamic Bank of Britain yang berada di dekatnya," kata Muhammad Ali, saksi mata saat malam kejadian.

Saksi mata lainnya, Sam Miah mengungkapkan, "Kami baru saja menyelesaikan buka puasa ketika kami melihat para perusuh datang. Beberapa diantara mereka mengenakan bandana. Polisi kelihatan bingung menghadapi para perusuh itu. Lalu para jamaah masjid datang dan mengatakan bahwa mereka bisa mengatasi keadaan."

Anggota parlemen untuk kawasan Bethnal Green and Bow, Rushanara Ali yang mengunjungi lokasi kerusuhan pada keesokan harinya mengatakan, ia mendapat keterangan dari para pemilik toko dan warga setempat bahwa perusuh berasal dari kawasan lain yang ingin menciptakan kekacauan.

"Para perusuh berusaha masuk ke masjid dengan tujuan untuk merusak, dan para jamaah bersama-sama melawan mereka dengan sekuat tenaga," ujar Rushanara.

Warga setempat Mahbub Alam menyatakan, keberanian komunitas Muslim melawan para perusuh menunjukkan bahwa komunitas Muslim mampu melindungi diri mereka sendiri dan menjaga agar tidak banyak toko-toko atau cafe yang dirusak seperti kejadian di tempat lainnya.

"Anak-anak muda Muslim kami telrihat bersikap dewasa dalam menghadapi kerusuhan itu, mereka membuat masyarakat sekitar percaya bahwa Muslim dan non-Muslim bisa bekerja sama untuk mengatasi kekacauan ketika hal itu terjadi," tukas Alam. (kw/berbagai sumber)