Masyarakat Saudi Sedang Takut Makan Daging Unta

Sejak berita matinya ribuan unta yang diduga akibat keracunan makanan ternak tersebar, tingkat pembelian daging unta di kota Jeddah menurun drastis. Para pedagang daging dan pengusaha restoran mengaku khawatir karena orang tidak lagi berminat membeli atau makan daging unta.

"Meski wilayah tempat unta-unta itu mati jauh dari Jeddah, masyarakat takut makan daging unta dan memilih untuk menghindarinya, " kata seorang tukang daging pada harian Al-Madinah.

Daging dan susu unta merupakan makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi masyarakat Arab Saudi. Namun sejumlah warga mengaku, untuk sementara mereka tidak mau membeli daging atau minum susu unta dulu.

Seorang warga Saudi Saeed Asiri mengatakan, sejak mendengar berita tentang banyaknya unta-unta yang mati karena penyakit misterius, ia tidak lagi membeli daging unta. "Saya suka sekali daging unta dan membelinya hampir tiap hari. Tapi sekarang, saya lebih memilih untuk tidak membelinya dulu demi kesehatan keluarga saya, " kata Asiri.

Ali bin Saad yang biasa membeli daging unta tiap hari Kamis, juga mengatakan bahwa keluarganya tidak mau lagi makan daging unta. "Ada toko di samping rumah saya yang menjual daging unta segar tiap hari Kamis. Saya adalah langganan setia toko itu. Tapi keluarga saya menolak membeli daging unta setelah mereka tahu berita tentang banyaknya unta yang mati di berbagai tempat di Saudi, " paparnya.

Abdul Rahman Al-Olayan, warga Saudi lainnya bercerita, isterinya histeris ketika ia pulang membawa makanan yang mengandung daging unta. "Dia tidak mau memakannya, sehingga saya harus keluar dan membeli makanan lagi, " kata Olayan.

Unta yang mati di Arab Saudi karena penyakit misterius, jumlahnya kini sudah mencapai 2. 000 ekor. Menteri Pertanian Saudi, Fahd Bilghoneim dalam keterangan persnya mengatakan, pihaknya belum tahu pasti apa penyebab kematian unta-unta tersebut.

"Kami tidak mau sembrono. Kami belum tahu penyebabnya, karena penyelidikan masih dilakukan, " kata Bilghoneim.

Ia melanjutkan, "Para pakar kesehatan hewan mengatakan, gejala-gejalanya mengindikasikan penyebabnya keracunan bukan penyakit menular. Dan ini sesuai dengan pengakuan para pemilik unta tentang makanan hewan yang mereka beli. "

Kasus ini pertama kali muncul di Desa Dawasir, selatan Riyadh. Kematian unta-unta yang tercatat, terjadi di wilayah ujung selatan gurun pasir, mulai dari kota Makkah sampai perbatasan Yaman. Makkah dan Riyadh merupakan dua wilayah yang kasu kematian untanya paling banyak.

Jumlah unta yang ada di Arab Saudi diperkirakan mencapai 850. 000 ekor. Selain diambil daging dan susunya, unta-unta ini juga digunakan untuk perlombaan untuk memperebutkan hadiah.

Terkait kasus ini, Raja Saudi, Raja Abdullah berjanji akan memberikan kompensasi bagi para pemilik unta yang untanya mati akibat penyakit misterius itu. (ln/alarabiya/bbc/arabnews)