NATO Gagal Melindungi Pasukan Oposisi Libya

Revolusioner Libya menuduh NATO telah gagal membela mereka melawan pasukan penguasa Muammar Gaddafi pada saat pertempuran merebak di dalam negara Afrika Utara tersebut antara pasukan oposisi dan pasukan rezim.

Kubu revolusioner mengatakan bahwa kesabaran mereka semakin tipis bersamaan aliansi militer Barat telah mengabaikan wilayah depan di timur, di mana tentara Gaddafi terus membunuh warga sipil, seorang koresponden Press TV melaporkan.

Laporan itu datang pada saat Gaddafi mengatakan pada Selasa kemarin bahwa ia akan terus berjuang melawan NATO dan pasukan revolusi.

Gaddafi mengatakan kepada pendukungnya bahwa ia akan tetap berkuasa meskipun Barat memimpin upaya untuk mengusir dirinya, menambahkan loyalis rezim akan merebut kembali daerah yang hilang.

Tripoli dan beberapa provinsi bagian barat tetap di bawah kendali Gaddafi sementara kaum revolusioner terus menguasai Benghazi, sebagian besar kota-kota barat dan timur.

Libya telah menjadi ajang pertempuran sengit antara pasukan yang setia kepada Gaddafi dan pasukan anti-rezim sejak pertengahan Februari. Pasukan revolusioner berusaha mengakhiri puluhan tahun kekuasaan Gaddafi.

Pasukan AS dan NATO telah menerapkan mandat PBB dengan melakukan pemboman udara kepada Libya dalam upaya memberi tekanan kepada Gaddafi untuk menyerahkan kekuasaannya.

Namun, serangan udara koalisi Barat telah merenggut banyak nyawa warga sipil Libya sejauh ini.(fq/prtv)