Opium di Afghanistan? Tanyalah Pada Pasukan Asing, Bukan Taliban!


Menteri di Afghanistan yang bertugas menangani masalah narkotika mengatakan bahwa pasukan koalisi asing memperoleh keuntungan dari produksi opium di Afghanistan. Khodaidad mengatakan bahwa sebagian besar obat ilegal bersumber dari dua provinsi yang berada di bawah kendali pasukan asing dari Amerika, Inggris dan Kanada, begitu laporan IRNA melaporkan pada akhir bulan Oktober lalu.

Dia mengatakan bahwa NATO mengambil pajak dari produksi opium di sejumlah wilayah yang berada di bawah kendali mereka. Saat ini, Afghanistan merupakan pemasok opium terbesar di dunia. Produksi obat terlarang di Asia Tengah terus tumbuh pesat sejak invasi yang dipimpin oleh Amerika delapan tahun lalu.

Laporan yang baru dikeluarkan oleh PBB mengatakan bahwa candu Afghanistan memiliki dampak buruk di dunia, membunuh ribuan penggunanya di banyak negara.

Sementara itu, The New York Times melaporkan pada hari Rabu bahwa Ahmad Wali Karzai, saudara kandung dari presiden Afghanistan Hamid Karzai, terlibat dalam perdagangan opium dan dia juga merupakan seorang “dermawan” CIA. Dalam kasus ini, ramai-ramain media Barat menuduh bahwa Taliban mendapatkan pendapatan mereka dari perdagangan obat bius Afghanistan.

Bahkan sebenarnya, kebenaran dari masalah ini adalah Taliban berperan besar dalam melaksanakan program pemberantasan narkoba yang berhasil dilaksanakan pada tahun 2000-2001, dengan dukungan dan kerjasama dari PBB. Program pemberantasan narkoba Taliban menyebabkan penurunan 94 persen budidaya opium.

Pada tahun 2001, menurut angka PBB, produksi opium telah jatuh hingga 185 ton. Segera setelah Oktober 2001 invasi pimpinan AS, produksi meningkat secara dramatis, kembali melebihi tingkat historisnya. (sa/alqimmah)